Cara Tingkatkan Angka Kelahiran Tak Harus Lahirkan Anak Perempuan
FAKTA.COM, Jakarta – Tingkat kelahiran Indonesia terus turun selama 30 tahun. Hal ini ditunjukkan oleh data Badan Pusat Statistik (BPS).
Pemerintah Jepang Luncurkan Aplikasi Kencan agar Warganya Menikah dan Punya AnakMenurut data BPS, Selasa (2/7/2024), angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) pada 1971 sebanyak 5,61. Ini berarti seorang perempuan melahirkan 5-6 anak selama masa subur. Namun, selama 3 dekade angkanya terus turun.
Angka kelahiran ini sempat naik dari 2,34 pada 2000 menjadi 2,41 pada 2010. Namun, kembali merosot hingga ke level terendah pada 2020, yaitu 2,18. Sekadar informasi, TFR merupakan jumlah rata-rata anak yang dilahirkan perempuan selama masa subur.
Sementara itu, menurut data crude birth rate (CBR) BPS pada periode 1990-2020. Angka CBR merosot dari 20,19 pada 1990 menjadi 17,40 pada 2000.
Angka CBR naik ke 17,90 pada 2010, kemudian turun lagi ke 17,07 pada 2020. Sekadar informasi, CBR merupakan rata-rata kelahiran per 1.000 orang dalam setahun.
Turunnya angka kelahiran ini menarik perhatian Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, dan mengeluarkan statement yang membuat publik tercengang.
Menurut penelusuran FAKTA.COM dari berbagai sumber, Hasto berharap setiap pasangan punya atau melahirkan setidaknya satu anak perempuan.
Korsel Bentuk Kementerian Baru, Tangani Angka Kelahiran RendahPadahal, ada cara lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan angka kelahiran, seperti memberikan tunjangan bagi anak, "kado" bagi pengantin baru, serta cuti panjang bagi orang tua, Berikut ini adalah contoh kebijakan-kebijakan yang diberikan oleh negara-negara untuk meningkatkan kelahiran anak.
Bahkan, Korea Selatan membentuk kementerian khusus untuk meningkatkan angka kelahiran yang rendah. Diketahui, angka kelahiran di sana hanya 0,72.
Komentar (0)
Login to comment on this news