Awas Terjebak, Konten Hoaks di Tahun Pemilu Kian Merebak

Ilustrasi. (Dokumen Fakta.com/Putut Pramudiko)
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta - Perhelatan Pemilu 2024 rupanya turut memicu kemunculan sekaligus penyebaran berita bohong. Oleh sebab itu, di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) masyarakat pun harus semakin berhati-hati sehingga tak terjebak isu hoaks.

Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) semisal deep fake berpotensi menipu warganet akan kebenaran informasi. Deep fake merupakan teknologi yang digunakan untuk mengubah video, audio, serta foto.

Menyoal Data Pribadi, Apakah Benar-benar Sudah Terlindungi?

Menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, beberapa konten dapat dengan mudah dibuat dengan baik lewat AI. Bahkan, dapat mengelabui para pakar sehingga akan mengira konten tersebut benar-benar sesuai fakta.

"Itu bisa mengelabui bahkan oleh orang-orang yang kita anggap sudah expert sekalipun, itu banyak yang terkecoh," kata Nezar dalam keterangan resminya. 

Pelanggaran di masa kampanye

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mencatat, sepanjang tahapan Pemilu 2024 sedikitnya terdapat 126 dugaan pelanggaran konten siber. Hal tersebut meliputi ujaran kebencian oleh 124 akun, serta hoaks dan politisasi SARA oleh masing-masing satu akun.

Mahfud Minta Bawaslu-KPK Telusuri Temuan Dana Ilegal dari PPATK

Sedangkan Sebaran platform mencakup Facebook di 52 akun, Instagram sebanyak 38 akun, X/Twitter di 32 akun, serta sisanya pada Tiktok dan Youtube. "Terhadap temuan di atas, Bawaslu telah tiga kali melayangkan permohonan pembatasan akses konten. Kepada Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Kominfo RI," kata Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty, Rabu (20/12/2023).

Hadapi hoaks

Di dunia maya, sudah banyak kiat atau tips bagi warganet agar dapat menanggulangi berita bohong. Misalnya, tidak terburu-buru percaya akan datangnya suatu informasi.

Masyarakat sebaiknya melakukan pengecekan kebenaran suatu informasi sekaligus memeriksa sumber informasi resmi. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo, Usman Kansong bilang, "Yang paling gampang untuk mengecek sumber informasi resmi itu cek saja di media-media online."

Selain itu, warganet  mesti melihat manfaat informasi sebelum meneruskannya di media sosial atau ke orang lain. Masyarakat pun  bisa berpartisipasi dengan memanfaatkan platform baik yang disediakan pemerintah maupun Bawaslu jika menemukan berita hoaks.

Penanganan 

Wakil Menkominfo, Nezar Patria berharap masyarakat rajin mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkan ke pihak lain terutama dalam masa kampanye. "Di tengah gebyar pemilu ini, saya kira kita memang harus lebih hati-hati, terutama agar tidak ikut menyebarkan misinformasi dan disinformasi," ujar dia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Hoaks berarti informasi bohong. Hoaks juga bisa didefiniskan sebagai informasi, kabar, berita yang palsu atau bohong dengan cara dibuat-buat atau direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya.

Ciptakan Pemilu 2024 yang Sehat, Bawaslu Gandeng Tiktok

Hoaks punya banyak ragam jenisnya, mulai dari bentuk tulisan, foto, video maupun secara lisan. Kemkominfo mewanti-wanti masyarakat untuk lebih waspada saat menerima infomrasi di masa Pemilu 2024, bahkan isu hoaks diproyeksikan bisa meningkat hingga hampir 10 kali lipat ketimbang tahun sebelumnya.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//