5 Tradisi Unik Iduladha di Indonesia, Apa Saja?

Salah satunya adalah Grebeg Gunungan. Ada yang bisa tebak di mana? (Dokumen Wonderful Indonesia)
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta – Ada banyak tradisi unik untuk merayakan Iduladha di Indonesia. Salah satunya adalah merias hewan kurban bak pengantin.

Ada yang bisa tebak di daerah manakah itu?

Dikutip dari Wonderful Indonesia, Senin (17/6/2024), tradisi itu bernama manten sapi dari Pasuruan, Jawa Timur. Masyarakat Pasuruan biasanya merias hewan kurban secantik mungkin. Tradisi tersebut melambangkan rasa syukur dan penghormatan kepada hewan kurban yang akan disembelih.

Sapi kurban akan dihias dengan kembang tujuh rupa, kain kafan, serban, dan sajadah. Kemudian, hewan-hewan itu diarak ke masjid untuk diserahkan kepada panitia kurban. Kemudian, daging sapi kurban itu akan diolah dan disantap bersama-sama.

Tradisi unik Iduladha di Indonesia yang kedua adalah tradisi apitan di Semarang, Jawa Timur. Apitan berupa arak-arakan hasil tani dan ternak dan melambangkan rasa syukur terhadap hasil bumi. Nantinya, masyarakat akan berebut mengambil hasil tani yang sudah dibacakan doa.

UNESCO Akui Idulfitri dan Iduladha sebagai Hari Keagamaan Dunia

Tradisi itu dipercaya merupakan kebiasaan Wali Songo sebagai ungkapan syukur saat merayakan Iduladha. Selain arakan hasil tani dan ternak, ada pagelaran hiburan khas kearifan lokal yang digelar pada tradisi apitan.

Ketiga, tradisi grebeg gunungan di Yogyakarta. Tradisi ini sepintas mirip dengan apitan. Warga Muslim Yogyakarta akan mengarak hasil bumi dan Keraton Yogyakarta ke Masjid Gede Kauman. Hasil bumi ieru berupa 3 gunungan yang terdiri atas sayur-mayur dan buah.

Biasanya, tradisi ini digelar setiap hari besar keagamaan Islam, yaitu Grebeg Syawal pada Idulfitri dan Grebeg Gunungan pada Iduladha. Masyarakat setempat percaya hasil bumi yang diambil dari gunungan bisa mendatangkan rezeki.

Tiket Kereta Libur Iduladha Hampir Ludes, Begini Caranya Jika Tak Kebagian

Keempat, tradisi gamelan sekaten di Cirebon, Jawa Barat. Tradisi gamelan sekaten dipercaya merupakan dakwah Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Cirebon. Gamelan Sekaten biasanya dibunyikan saat Idulfitri dan Iduladha. Gamelan ini dibunyikan sesaat setelah sultan Keraton Kasepuhan keluar dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Kelima, tradisi meugang di Aceh. Tradisi meugang ini dilakukan di Aceh ketika perayaan hari besar agama Islam datang. Tradisi meugang sudah ada dari ratusan tahun yang lalu. Meugang identik dengan daging sapi dan kerbau yang diolah menjadi beraneka ragam masakan.

Sejarah meugang ini berawal dari Kerajaan Aceh yang memotong hewan dan dibagikan gratis kepada masyarakat. Tradisi ini ini merupakan bentuk syukur masyarakat Aceh atas kemakmuran tanah Aceh dan dilestarikan oleh masyarakat setempat saat menyambut hari besar keagamaan Islam.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//