Universitas Syiah Kuala Siap Manfaatkan Teknologi untuk Mitigasi Bencana di Aceh

Dokumen Pemkot Aceh
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta - Universitas Syiah Kuala bakal menggelar seminar dan focus group discussion (FGD) terkait mitigasi bencana dengan pemanfaatan teknologi. Kegiatan diharapkan dapat menjadi sarana komunikasi antara pemerintah, akademisi, praktisi, pelajar, media, masyarakat, dan pebisnis tentang pentingnya pengetahuan berbasis masyarakat dalam era digital khususnya terkait pengurangan risiko bencana.

Ezri Hayat, Kepala Proyek di Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala mengatakan, wilayah Asia Tenggara merupakan daerah yang paling rentan bencana di dunia. Bahkan, dalam lima tahun terakhir telah terdapat lebih dari 6.000 orang dan kerugian materi hingga mencapai US$11 miliar.

Menurutnya, pengurangan risiko bencana merupakan bagian dari pembangunan sosial-ekonomi, serta elemen penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dengan upaya pengurangan kerugian jiwa terhadap bencana besar. "Salah satu elemen penting dalam mencapai ketahanan (resiliensi) terhadap risiko bencana adalah pengetahuan berbasis masyarakat," kata Ezri, dalam keterangan resminya, Senin (7/8/2023).

Penerima LPDP Pulang, Pulang, Pulang, Pulang!

Rencananya, workshop dan FGD terkait mitigasi bencana ini akan digelar pada Rabu (9/8/2023) depan. Acara ini merupakan kolaborasi pihaknya bersama niversity of Huddersfield UK dan Teesside University UK, serta didukung oleh Royal Academy of Engineering, United Kingdom (RAENG).

Ezri mencontohklan, Pulau Simeulue di Provinsi Aceh telah memperlihatkan manfaat pengetahuan berbasis masyarakat lewat tradisi lisannya. Di mana, warga setempat menerapkan sejarah lisan tentang tsunami 1907 dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Sehingga, tradisi tersebut akhirnya mampu menyelamatkan banyak nyawa akibat dari peristiwa tsunami 2004. Ketika itu, hanya tujuh orang yang meninggal dari total populasi 78.000 orang. "Sedangkan di ibu kota provinsi, Banda Aceh, hampir 25% dari total populasi 260.000 orang tewas," ujarnya.

Screen Time Jangan Terlalu Lama, Segini Durasi Idealnya

Menurut Ezri, workshop dan FGD digelar dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengetahuan berbasis masyarakat. Apalagi, saat ini masyarakat telah memasuki era digitalisasi." Diskusi nantinya akan dapatmembuka ruang untuk mencari ide-ide inovatif untuk adopsi lebih luas teknologi digital dalam upaya mencapai ketahanan bencana," ujar dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//