Keren Banget, Begini Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia
FAKTA.COM, Jakarta – Tradisi membangunkan sahur merupakan salah satu hal yang muncul selama Ramadan. Sekelompok orang akan berkeliling dan membunyikan alat untuk membangunkan orang-orang Muslim saat sahur.
Dikutip dari laman Universitas Airlangga (UNAIR), Selasa (19/3/2024), tradisi membangunkan sahur ini muncul sejak zaman Rasulullah SAW. Kala itu, masyarakat setempat menggunakan azan untuk membangunkan sahur. Dosen Kebudayaan Islam dan Klasik Indonesia Universitas Airlangga, Djoko Adi Prasetyo, mengatakan azan dipakai karena belum ada alat pengeras suara.
Makan Mi Instan saat Sahur, Boleh, Enggak, ya?Bagaimana dengan Indonesia? Tradisi membangunkan sahur di Indonesia diduga masuk ketika Islam masuk ke Nusantara.
Di Indonesia, ada banyak tradisi membangunkan sahur. Setiap daerah punya ciri khasnya sendiri. Misalnya, nih, tradisi bagarakan sahur di Banjar, Kalimantan Selatan. Masyarakat Banjar membangunkan orang-orang Muslim untuk sahur dengan menabuh panci atau galon air.
Mengutip laman Wonderful Indonesia, tradisi koko’o suhuru atau ketuk sahur dari Gorontalo juga enggak kalah unik. Masayrakat berkeliling dan membangunkan orang-orang dengan barang bekas. Tidak hanya itu, dalam tradisi ini, mereka juga menyanyikan lagu-lagu tradisional dan lagu nasional “Indonesia Raya”, lho.
Selanjutnya, ada tradisi ngarak beduk dari DKI Jakarta. Beduk sahur akan ditarik beramai-ramai. Tidak hanya itu, irama beduk akan diiringi dengan genta, rebana, dan genjring.
Daftar Makanan Sehat dan Bergizi untuk Sahur dan Buka PuasaKemudian, ada tradisi membangunkan sahur dari Bungku, Sulawesi Tengah. Masyarakat Bungku akan membangun dengo-dengo, yaitu tempat istirahat dan penanda waktu sahur.
Menurut rangkuman FAKTA.COM dari berbagai sumber, dengo-dengo ini berupa bangunan setinggi hampir 15 meter. Bangunan itu terdiri atas tiang penyangga dari bambu dan lantai papan berukuran 3x3 meter. Atapnya terbuat dari daun sagu. Biasanya dengo-dengo dibangun masyarakat menjelang Ramadan.
Di dengo-dengo, ada rebana, gong, dan kendang. Delapan orang akan membangunkan masyarakat untuk sahur di dengo-dengo dengan membunyikan alat-alat musik itu.
Komentar (0)
Login to comment on this news