Kain Tradisional Indonesia Unjuk Gigi di Musée du Louvre Paris
FAKTA.COM, Jakarta – Kain tradisional Indonesia menampilkan pesona di Musée du Louvre Paris, Perancis. Pameran yang digelar oleh desainer Edward Hutabarat, menampilkan pesona keindahan kain tenun, ulos, dan songket.
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Jumat (1/12/2023), Edward menampilkan koleksi yang terbuat dari tenun ikat dari Sumba, Timor, Bali, dan Sumbawa. Ada juga koleksi yang terbuat dari ulos dan songket dari Samosir. Pameran ini mengangkat tema “Selimut Nusantara”.
Silo Gunung, Gudang Batu Bara yang Jadi Warisan Budaya Dunia“Peradaban Indonesia sangat erat kaitannya dengan selimut (kain),” ujar dia.
Edward mengatakan kain yang telah dijahit memiliki nama yang berbeda. Misalnya, sarung yang berupa selembar kain yang kedua ujungnya dijahit menjadi satu. Ada juga jarit yang berupa kain katun tipis, biasanya berupa batik atau lurik.
“Masih banyak lagi,” kata dia.
Pameran Selimut Nusantara di Musée du Louvre Paris. (Dokumen Kemdikbud)Secara keseluruhan, koleksi kain Edward menyajikan keindahan, kekayaan, keterampilan, dan kearifan budaya Indonesia, terutama dari Sumba. “Selimut” yang ditenun ini terbuat dari bahan alami dan memegang peran penting dalam kehidupan sehari-hari dan budaya selama berabad-abad.
Selain kain tradisional, pameran tersebut juga menampilkan kemegahan foto Borobudur dalam foto yang menyertai kekayaan kain Nusantara.
Diperingati Setiap 2 Oktober, Begini Asal-usul Hari Batik NasionalPameran Selimut Nusantara terbuka untuk umum di Musée du Louvre, Paris pada 28 November 2023-3 Januari 2024 dan menjadi kali pertama bagi sebuah negara Asia, khususnya Indonesia, untuk melakukan pameran di museum seni terbesar di dunia ini.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbudristek, Hilmar Farid, mengatakan bahwa pameran ini merupakan salah satu upaya pengembangan warisan budaya Indonesia dan diplomasi budaya.
“Kita bangga, kebudayaan Indonesia bisa tampil dengan berkelas di salah satu museum seni terbesar di dunia,” kata Hilmar.
Komentar (0)
Login to comment on this news