Rafah, Palagan Akhir Konflik Palestina-Israel
FAKTA.COM, Jakarta - Militer Israel kemarin mengeluarkan perintah evakuasi segera kepada warga Palestina dan pengungsi lainnya dari wilayah Rafah timur, menjelang kemungkinan invasi darat yang akan dilancarkan Israel.
“Tentara Israel memperluas zona kemanusiaan di Al-Mawasi dan mendesak warga Palestina untuk sementara mengungsi dari Rafah timur ke zona kemanusiaan yang diperluas,” tulis juru bicara militer Israel Avichay Adraee di X.
Perluasan zona kemanusiaan di Al-Mawasi meliputi rumah sakit lapangan, tenda, makanan, air, obat-obatan, dan perbekalan lainnya dalam jumlah besar.
“Tentara juga mengizinkan kolaborasi dengan organisasi internasional tertentu dan negara-negara lain untuk memperluas cakupan bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Jalur Gaza,” kata dia.
Namun, ia mengatakan bahwa proses tersebut akan berjalan secara bertahap berdasarkan penilaian situasi yang sedang berlangsung.
“Dalam konteks ini, selebaran akan dibagikan, pesan teks dan panggilan telepon akan dikirim, dan informasi disiarkan melalui media Arab,” kata Adraee.
Hamas Minta JK Mediasi Konflik di PalestinaPihak Israel menegaskan bahwa tentara akan terus berupaya mencapai tujuan perang mereka. Termasuk untuk menumpas kelompok pejuang Hamas Palestina serta mengembalikan semua warga Israel yang disandera.
Di akun media sosialnya, militer Israel telah mengunggah peta yang menggambarkan rute evakuasi.
Rafah saat ini dihuni 1,4 juta pengungsi Palestina yang mengungsi dari perang, yang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan diklaim Israel merenggut sekitar 1.200 nyawa. Hamas juga dituding menyandera 250 orang Israel.
Ribuan Warga Palestina Ditahan Israel, Jumlahnya Tertinggi dalam 57 TahunLaporan Radio Angkatan Darat Israel menyebut keputusan untuk mengevakuasi warga dari Rafah timur diambil dalam sidang kabinet, Minggu malam (5/5). Sekitar 100.000 warga sipil diperkirakan berada di wilayah yang akan dievakuasi.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant disebut telah memberi pengarahan kepada Menhan AS Lloyd Austin tentang keputusan untuk memulai evakuasi penduduk dari kota di selatan Gaza itu.
Pesawat Israel menjatuhkan selebaran di atas kota guna mendesak penduduk di wilayah Rafah timur untuk mengungsi dan menuju Al-Mawasi. Brosur tersebut memuat peta wilayah dan batas-batasnya, serta wilayah yang perlu dikosongkan.
Selebaran tersebut juga memperingatkan warga Palestina agar tidak kembali ke Kota Gaza atau wilayah utara Jalur Gaza, atau "mendekati pagar keamanan timur dan selatan yang berbatasan dengan Mesir."
Sementara itu, Hamas dan dunia siap melindungi warga Palestina di Rafah. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina (UNRWA) menegaskan bahwa lembaga itu akan tetap berada di Kota Rafah "selama mungkin" untuk terus memberikan bantuan,
Penegasan disampaikan UNRWA ketika angkatan bersenjata Israel (IDF) mendesak penduduk untuk segera mengungsi dari wilayah paling selatan Jalur Gaza itu.
"UNRWA tidak melakukan evakuasi. UNRWA akan mempertahankan kehadirannya di Rafah selama mungkin dan akan terus memberikan bantuan untuk menyelamatkan nyawa orang-orang,” kata badan PBB tersebut di X.
300 Demonstran Pro Palestina Ditangkap Polisi New YorkUNRWA kemudian memperingatkan bahwa serangan Israel di Rafah akan menimbulkan lebih banyak penderitaan dan kematian warga sipil.
"Konsekuensinya akan sangat merusak bagi 1,4 juta orang," kata badan tersebut.
Sedangkan Hamas mengatakan bahwa perlawanan yang dipimpin oleh sayap militer Brigade Qassam siap untuk membela warga Palestina jika terjadi operasi militer Israel di Kota Rafah, Gaza.
"Operasi militer di Rafah tidak akan mudah bagi tentara pendudukan fasis," tulis gerakan tersebut melalui Telegram.
"Perlawanan gagah berani kami, yang dipimpin oleh Brigade Qassam, sepenuhnya siap untuk melindungi rakyat kami, mengalahkan musuh ini, menggagalkan rencananya dan menggagalkan tujuannya," ujarnya.
Juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh kemudian mengatakan bahwa Palestina menyerukan kepada Pemerintah AS untuk segera bertindak guna mencegah operasi Israel di Rafah.
Komentar (0)
Login to comment on this news