Suhu Panas Ekstrem Buat Pertanian Thailand Rontok

ilustrasi suhu panas ekstrem.
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta - Suhu panas ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Thailand dalam beberapa waktu terakhir telah memberikan dampak serius terhadap produksi, sosio-ekonomi, dan lingkungan hidup di negara itu.

“Banyak kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya di Thailand,” ujar para ahli seragam menanggapi dampak dari suhu ekstrem yang melanca negeri Gajah Putih.

Dalam postingan Facebooknya, Associate Professor Dr. Seri Suparatit, CEO Futuretales LAB dan anggota Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, mengatakan gelombang panas berakhir pada 5 Mei, namun beberapa provinsi di wilayah timur dan timur laut diperkirakan akan terus mengalami gelombang panas.

“Panas dengan suhu melebihi 40 derajat Celcius,” ujar Suparatit.

Dia mengatakan cuaca yang sangat panas, dari bulan April hingga awal Mei, telah mempengaruhi hasil dari banyak buah-buahan penting di Thailand. Hingga kini diketahui 40 persen dari hasil durian tahun ini rusak, 90 persen pohon kelapa kemungkinan tidak berbuah. , dan kebun anggur 70 persen buahnya rusak.

Sementara itu, Somkuan Tonjan, kepala kantor prakiraan cuaca pusat di Departemen Meteorologi, mengatakan cuaca sangat panas telah berakhir, namun ada kemungkinan suhu puncak masih bisa mencapai 44 derajat Celcius atau lebih tinggi di beberapa daerah.

Para ahli memperkirakan, Thailand akan memasuki musim hujan pada akhir bulan ini

Kondisi menghimpit akibat cuhu panas juga dirasakan Sae Klomkamnerd (63), seorang petani di Provinsi Phichit, Thailand. Ia terpaksa menjual 5.200 bebeknya karena berhenti bertelur imbas panas ekstrem.

Klomkamnerd bercerita bahwa ia harus mengambil air tanah pada siang hari demi mengisi dan mendinginkan kolam bebek. Namun, usahanya itu sia-sia karena air kolam tetap terasa panas.

"Airnya masih terlalu panas. Setelah sembilan atau 10 jam, airnya jadi panas dan bebek-bebek tak mau masuk lagi. Mereka pergi ke tempat teduh dan bersembunyi di bawah pohon," ucapnya.

Klomkamnerd berujar biasanya 80-90 persen itik muda bakal bertelur di waktu-waktu ini. Namun, karena cuaca begitu panas, produksi telur para itik turun jadi 60-50 persen.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//