Geger Bayi Meninggal Gara-gara Dokter Lompat ke Perut Ibu saat Persalinan
FAKTA.COM, Jakarta - Wanita di Serbia ini terpaksa kehilangan bayinya setelah menerima kekerasan saat persalinan. Dia menyebut sang dokter kandungan sengaja lompat ke perut untuk mendorong bayi keluar.
Mengutip dari media Serbia, Republika.sr, Rabu (7/2/2024), wanita bernama Marica Mihajlovic, mengalami kekerasan ketika melahirkan anak keduanya. Pada 11 Januari 2024, dia dirawat di sebuah rumah sakit di Sremska Mitrovica, Serbia, karena kehamilannya melewati perkiraan lahir. Kala itu, kehamilannya normal dan sang bayi berkembang dengan baik.
Kemudian, pada 12 Januari 2024, sang dokter mengirim Marica ke ruang bersalin. Dokter kandungan yang berjaga kala itu adalah Marko Maksimovic.
Vitamin yang Dibutuhkan Ibu Hamil: Asam Folat atau Asam Sulfat?Para perawat kala itu melihat Marica tidak bisa melahirkan secara alami karena pembukaan sangat lambat. Ditambah lagi, bayi belum masuk panggul. Dikatakan juga bahwa sang dokter akan melakukan operasi caesar pada 17.00.
"Namun, dia bersikeras agar semuanya berjalan 'sebagaimana semestinya'," kata dia kepada Republika.sr.
Kekerasan Terjadi
Saat persalinan, lanjut Marica, dia mengalami kekerasan persalinan. Sang dokter membekap mulut pasien, memelintir tangan, hingga menghina secara rasis.
"Dia juga akan mengatakan akan memukul saya," kata wanita berusia 27 tahun.
Bahkan, sang dokter "melompat" ke perut Marica untuk mendorong bayinya keluar. Akan tetapi, bayi tersangkut di jalan lahir.
Bayi Marica akhirnya bisa lahir. Dikabarkan kala itu, sang bayi menelan mekonium dan tenaga medis langsung memberikan pertolongan pertama. Setelah itu, sang bayi dilarikan ke rumah sakit lain di Novi Sad. Keesokan harinya, Marica menerima kabar bahwa bayinya meninggal dunia.
Dokter yang menangani Marica, sudah ditangkap polisi dan ditahan, dikutip dari Daily Mail. Marica juga menyebut bahwa laporan post mortem menyimpulkan kematian anaknya disebabkan oleh kekerasan saat persalinan.
Kasus Marica Tuai Amarah Publik
Dikira Sakit Perut, Ternyata Wanita Ini Hamil di Luar RahimKasus kekerasan yang dialami Marica mengundang amarah publik. Organisasi Kreni-Promeni mengumpulkan petisi yang telah ditandatangani lebih dari 190 ribu orang yang menyerukan ibu hamil boleh membawa teman atau anggota keluarga lain saat melahirkan.
"Ini seruan untuk melindungi semua calon ibu sehingga mereka merasa lebih aman ketika melahirkan dan tidak stres," kata Direktur Eksekutif Kreni-Pomeni, Marina Pavlic.
Petisi itu sudah dilayangkan ke Kementerian Kesehatan. Menteri Kesehatan Serbia, Danica Grujicic, mengatakan kekerasan obsetetri tidak bisa diterima. Ibu hamil dan ibu melahirkan harus mendapatkan perhatian dan perawatan khusus.
"Kami akan memberikan edukasi tambahan bagi rekan kerja dan melindungi ibu hamil," kata Grujicic.
Sekadar informasi, menurut survei pada 2015, 10% wanita Serbia tidak mau punya anak kedua. Mereka mengalami kejadian traumatis di rumah sakit ketika melahirkan anak pertama.
Komentar (0)
Login to comment on this news