Fragmentasi Global Makin Menjadi, Bagaimana Seharusnya Sikap RI?

Ilustrasi. (Dokumen Pexels)
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara mengatakan bahwa hal terpenting untuk mengurai fragmentasi global adalah dengan tetap membangun dialog. Menurut Suahasil, partisipasi aktif dalam forum internasional adalah contoh terbaik.

“Ini penting untuk melanjutkan dan mempertahankan ikatan yang selama ini telah terjalin. Dalam contoh Indonesia, kami aktif dalam organisasi ASEAN, G20, ASEAN+3, dan cukup intens mengikuti perkembangan OECD yang memberikan banyak manfaat,” ujarnya saat berbicara di The 12th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) yang dipantau secara virtual, Rabu (7/12/2023).

Suahasil menjelaskan, multilateralisme yang kini kian memudar akibat fragmentasi global mendorong banyak negara perlu menyadari bahwa ini bisa menjadi era baru dari the next multilateralism.

Fragmentasi Global, Antara Krisis Keuangan dan Ketidakpercayaan Antarnegara

“Saya rasa poin-poin yang paling penting adalah tetap menjaga dialog, komunikasi, dan juga partisipasi. Ini diperlukan untuk multilateralisme selanjutnya, demikian kalau saya boleh menyebut,” kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Malaysia, Steve Sim Chee Keong menyampaikan kolaborasi bisa dibangun tidak hanya dalam satu wadah multilateralisme tetapi juga antarmultilateralisme itu sendiri.

“Seperti bagaimana ASEAN bisa berkolaborasi dengan G7 atau G20, mengingat ASEAN terdiri dari ragam budaya. Ini modal penting untuk bisa menjembatani timur dan barat, atau mungkin dengan negara-negara Islam,” katanya.

Sementera itu, profesor ekonomi dari Lee Kuan Yew School of Public Policy, Danny Quah mengungkapkan cara terbaik mencegah terjadinya fragmentasi adalah dengan memegang prinsip multilateralisme.

Stress Test BI Klaim Perbankan Nasional Kuat Hadapi Tekanan Global

“Kita harus tetap menjalankan perintah sesuai dengan aturan, prinsip kesamarataan diantara bangsa-bangsa, kedaulatan nasional, batas wilayah, resolusi damai,” ucap dia.

Kedua, sambung Danny adalah tetap menjauhi permasalahan. Serta yang ketiga adalah apabila menemukan jalan buntu, maka dapat meminta bantuan pihak ketiga sebagai penengah untuk bersama-sama mencari solusi.

Seperti diketahui, fragmentasi global menjadi tantangan besar bagi kelangsungan paradigma multilateralisme. Setidaknya itu bisa dipahami dalam dua poin. Pertama, fragmentasi global menjadi sumber utama peningkatan ketidakpercayaan antarnegara.

Kedua, dengan menempatkan kepentingan individu dan nasionalis di atas kepentingan kolektif negara-negara, maka akan timbul risiko keruntuhan struktur tata kelola global.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//