Utang Luar Negeri Tersisa US$392,2 Miliar, Rasio ke PDB jadi 28,7 Persen
FAKTA.COM, Jakarta - Posisi utang luar negeri pada Oktober 2023 tercatat sebesar US$392,2 miliar. Jumlah itu turun 1,28% dari posisi akhir 2022 US$397,3 miliar.
Mengutip keterangan Bank Indonesia, catatan itu juga turun dibandingkan dengan September 2023 yang sebesar US$394,4 miliar atau turun.
"Penurunan ini terutama bersumber dari ULN sektor publik. Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan tumbuh 0,6% year on year (yoy)," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, Jumat (15/12/2023).
Erwin menyampaikan, dengan catatan itu rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun menjadi 28,7%, dari 28,9% pada bulan sebelumnya. ULN juga didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 86,8% dari total.
"Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," kata dia menambahkan.
Peminat Surat Utang Negara Masih Besar, Penawaran Masuk Rp48,71 TriliunErwin merinci, ULN pemerintah melandai jadi US$185,1 miliar dari sebelumnya US$188,3 miliar. Disebutkan jika kondisi ini dipengaruhi perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen lain seiring dengan volatilitas di pasar keuangan global yang meningkat.
Erwin menambahkan, utang luar negeri pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total.
Jokowi Sebut Dana Transisi Energi Seharusnya Konstruktif, Bukan Utang"Pemanfaatan ULN pada Oktober 2023 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah dan perlindungan masyarakat, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global," tegasnya.
Dokumen Bank IndonesiaSementara itu, ULN swasta tetap terkendali dan masih melanjutkan kontraksi pertumbuhan. Erwin merinci kewajiban sektor privat itu sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang sebesar US$196,7 miliar.
Kata dia, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,6% dari total. Lebih lanjut, ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,6% terhadap keseluruhan.
Komentar (0)
Login to comment on this news