Mengapa Jumlah Dokter Spesialis di Indonesia Sangat Sedikit?
FAKTA.COM, Jakarta - Jumlah dokter spesialis di Indonesia sedikit. Tingginya biaya pendidikan dokter menjadi salah satu penyebabnya.
"Memang problem terbesar kita adalah dokter yang kurang, dokter spesialis yang kurang," kata Jokowi ketika memberikan sambutan untuk "Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2024" di ICE, BSD, Tangerang, Selatan, Rabu (24/4/2024).
Indonesia Masih Kekurangan Dokter Spesialis, Jokowi: Ini Persoalan BesarSekadar informasi, rasio dokter di Indonesia sangat sedikit, yaitu 0,47 per 1.000 penduduk. Angkanya lebih kecil daripada standar minimal World Health Organization (WHO), yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk.
Sementara itu, rasio dokter spesialis di Indonesia pun tidak kalah kecil. Menurut data Kementerian Kesehatan, rasionya berkisar 0,01-0,02. Angkanya jauh di bawah standar Bappenas yang sebanyak 0,28.
Rasio dokter spesialis dasar di Indonesia. (Sumber: Kementerian Kesehatan)Menurut Profil Kesehatan Tahun 2022, jumlah dokter umum dan spesialis pada tahun itu sebanyak 96.311 orang. Data ini menunjukkan ada 17.242 dokter spesialis dasar, 16.382 dokter spesialis lain, 7.787 dokter spesialis penunjang, serta 2.892 dokter gigi spesialis di rumah sakit.
Penyebab Jumlah Dokter Spesialis Sedikit di Indonesia
Ilustrasi dokter. (Dokumen Pixabay)
Menurut penelusuran FAKTA.COM dari berbagai sumber, ada beberapa penyebab minimnya jumlah dokter spesialis di Indonesia. Salah satunya adalah biaya pendidikan yang mahal.
Misalnya, biaya pendidikan dokter spesialis ilmu kesehatan anak di UI mencapai Rp16,5 juta untuk uang pangkal dan Rp38,5 juta untuk biaya kuliah per semester.
Sementara itu, biaya kuliah dokter spesialis ilmu kesehatan anak di Universitas Anak berkisar Rp17,5 juta-Rp40 juta untuk biaya kuliah per semester dan Rp20 juta-Rp50 juta untuk uang pangkal.
Penyebab selanjutnya adalah sistem pendidikan kedokteran di Indonesia yang berbeda daripada negara-negara lainnya. Seorang dokter yang ingin melanjutkan pendidikan spesialis, harus berhenti praktik sementara. Ini berbeda dengan luar negeri yang tetap berkuliah tanpa berhenti praktik.
Komentar (0)
Login to comment on this news