Cara Indonesia Serap Karbon Hutan
FAKTA.COM, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan komitmen Indonesia untuk mencapai net carbon sink atau penyerapan karbon bersih sektor kehutanan dan lahan pada 2030. Salah satu caranya adalah menyetop pembukaan hutan.
Dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Senin (4/11/2023), Jokowi mengatakan Indonesia memadukan pertimbangan ekonomi dan sosial serta kerja sama dengan masyarakat dalam mengelola hutan secara berkelanjutan. Sektor kehutanan dipilih karena 34% desa di Indonesia berada di perbatasan dan dalam hutan. Jutaan masyarakat pun bergantung dari sektor ini.
Desa Ikut Berperan Mengurangi Emisi Karbon“Untuk memenuhi target tersebut, kami mengambil langkah sistematis dan inovatif,” kata dia dalam Presidency Session on Protecting Nature for Climate, Lives, and Livelihoods dalam World Climate Action Summit (WCAS) COP28 di Al Waha Theatre, Expo City Dubai, Dubai, Uni Emirat Arab.
Salah satu langkah yang dilakukan Indonesia adalah menerapkan moratorium permanen pembukaan hutan seluas 66 juta hektare hutan primer dan lahan gambut sejak 2019. Kemudian, merehabilitasi 3 juta hektare lahan rusak dan 3 juta hektare lahan gambut. Pemerintah pun menargetkan rehabilitasi 600 ribu hektare lahan mangrove.
“Sekarang, hasilnya mulai terasa. Tingkat deforestasi Indonesia berkurang 75%, terendah dalam 20 tahun terakhir,” kata dia.
Pemerintah Klaim Dunia Akui Prestasi Tekan Emisi KarbonHutan dan lahan, lanjut Jokowi, menjadi bagian dari aksi iklim melalui sejumlah perspektif. Mobilisasi dukungan negara berkembang dalam mengelola hutan dan lahan secara berkelanjutan pun diperlukan.
“Dukungan tersebut harus country driven berdasarkan kebutuhan riil negara pemilik hutan,” kata dia.
Komentar (0)
Login to comment on this news