Dedi Mulyadi: Harga Beras Naik Warga Ribut, Skincare Naik Tetap Dibeli

Dedi Mulyadi. (tangkapan layar Instagram Dedi Mulyadi)
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta - Politisi Partai Gerindra Dedi Mulyadi menuai kontroversi. Pernyataannya saat menyikapi kenaikan harga beras memantik kemarahan publik.

Dalam video pendek pada akun Instagram-nya @dedimulyadi71, dia menyoroti sikap masyarakat yang dianggapnya terlalu berlebihan karena memprotes kenaikan harga beras.

Dia lantas membandingkan kenaikan harga beras dengan kebutuhan lainnya. Menurut Dedi, masyarakat tak pernah memprotes kenaikan kenaikan harga skincare, rokok, HP, motor, dan baju.

"Tapi harga skincare naik yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan diam saja. Harga handphone naik diam saja, harga rokok naik diam saja, harga baju naik diam saja, harga mobil, harga motor naik diam saja. Enggak ribut," kata Dedi.

Beras Makin Mahal, Jokowi: Coba Dicek, Harganya Sudah Turun

Eks bupati Purwakarta itu kemudian menyindir banyaknya pembangunan yang menggusur sawah, sehingga membuat lahan persawahan kian menyempit.

β€œ(Mintanya) terus-terusan harga beras harus murah tapi tiap hari perumahan dibangun menggusur sawah, pabrik dibangun menggusur sawah, toko dibangun menggusur sawah, seolah-olah sawah tidak penting,” kata Dedi.

Di akhir video, Dedi berpesan kepada masyarakat untuk menjadikan hal ini sebagai pelajaran agar tidak meremehkan sawah dan petani.

β€œNah ini pelajaran penting ke depan bahwa jangan suka meremehkan sawah karena kalau sawah sudah tiada maka beras akan langka. Kalau beras sudah langka, kamu punya apapun di rumah kamu menderita,” pungkasnya.

Sontak saja pernyataan Dedi itu memantik komentar warganet. Mereka ramai-ramai memberikan komentar pedas kepada mantan suami Anne Ratna Mustika itu.

3 Pos Penerimaan Negara Kompak Turun: Pajak, Bea Cukai, PNBP

Menjawab komentar warganet, Dedi kembali memposting video di akun instagram-nya. Dia tampak berada di pinggir sawah bersama sejumlah emak-emak yang sedang mencabut rumput gulma.

"Hayoh, mana pasukan skincare? Eh gimana cenah?" tulis Dedi pada keterangan video seperti dikuti, Rabu (28/2/2024).

Dalam video itu, Dedi menjelaskan aktivitas emak-emak yang sedang mencabut rumput gulma. Menurut Dedi, aktivitas tersebut biasa disebut ngarambet atau ngoyos.

Dedi mengatakan, buruh tani mencabut rumput gulma selama 6 jam dan hanya dibayar berkisar Rp60.000-70.000.

Dedi kemudian mengatakan, aktivitas ngarambet bukan hal mudah karena posisi badan harus terus membungkuk mencabut gulma di areah persawahan.

"Ayo masih terus marah sama saya. Boleh terus marah, haha. Anda mau gak melakukan ini (ngarambet)?" tanya Dedi.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//