Mengenang Habib Hasan, Ulama yang Wafat pada Usia 47 Tahun

Habib Hasan bin Ja'far Assegaf
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta - Habib Hasan bin Ja'far Assegaf meninggal dunia Rabu (13/3/2024) pada usia yang ke-47 tahun. Kabar duka tersebut disampaikan Rabithah Alawiyah melalui akun resmi Instagram @rabithah_alawiyah.

"Segenap Keluarga Besar Rabithah Alawiyah turut berduka cita atas wafatnya Habib Hasan bin Ja'far bin Umar Assegaf (Pimpinan Majelis Nurul Musthofa) pada hari Rabu, 13 Maret 2024," tulis Rabithah Alawiyah, seperti dilihat Kamis (14/3/2024).

Dikutip dari Majelis Nurul Musthofa, Habib Hasan bin Ja’far Assegaf merupakan putra sulung Habib Ja’far Assegaf. Dia lahir di Kramat Empang, Bogor pada 26 Februari 1977.

Habib Hasan mendapat pendidikan awal dari ayahnya, kemudian meneruskan ke Pesantren Darul Hadits dan Darut Tauhid di Malang selama tiga tahun. Setelah itu ia juga sempat mengambil kuliah di IAIN Sunan Ampel, Malang.

Tahun 1998, Habib Hasan membuka sekaligus memimpin Majelis Ta’lim Al-Irfan. Pengajian digelar di kediamannya, di Bogor, tepat di belakang rumah Habib Kramat Empang, Bogor.

Puasa 2024 Tersingkat dan Terlama di Dunia

Masih di tahun yang sama, Habib Hasan mulai berdakwah di Jakarta. Awalnya dia berkeliling dari rumah ke rumah murid-muridnya. Satu bulan kemudian, jemaah bertambah hingga mencapai ratusan.

Karena pertambahan jemaah yang cukup besar itu, pada akhir tahun 1999, atas saran H Jamalih bin H Piun, sesepuh setempat, ia memindahkan tempat ta’lim ke Masjid Al-Ahyar di Kampung Kandang.

Ketika saran itu dilaksanakan, yang hadir ada sekitar lima ratus orang.Selanjutnya, jalan lebar seperti terbuka dengan sendirinya. Masjid-masjid sekitar Cilandak membuka pintunya lebar-lebar untuk menampung acara majelis taklim Al-Irfan.

Tahun 2000, jemaahnya bertambah lagi menjadi sekitar delapan ratus orang, yang berdatangan dari seluruh penjuru Jakarta.

Innalillahi, Habib Hasan bin Jafar Assegaf Meninggal Dunia

Melihat hal itu, Habib Umar bin Hafidz dari Tarim, Hadhramaut, setelah meminta pertimbangan kepada Al-Alamah Habib Anis Al-Habsyi, mengubah nama majelis ta’lim itu menjadi “Nurul Muthofa”, yang maknanya “Cahaya Manusia Pilihan”.

Dua tahun kemudian, 2002, syiar Majelis Nurul Musthofa kian meluas. Mulai dari Warung Buncit, Mampang Prapatan, Kuningan, Kalibata, hingga Kreo. Jumlah jemaahnya pun bertambah, menjadi sekitar dua ribu orang.

Tahun 2003, Majelis Nurul Musthofa dikunjungi ulama-ulama besar, seperti Habib Abdul Qadir Al-Masyhur dari Makkah, Habib Zain bin Ibrahim bin Smith dan putranya, Habib Muhammad, dari Madinah, juga Habib Salim Asy-Syatiri dari Tarim, Hadhramaut.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//