Guru-guru Inspiratif Ini Hebohkan Warganet, Siapa Saja?
FAKTA.COM, Jakarta – Ada banyak guru inspiratif yang menghebohkan warganet. Salah satunya adalah Melan Achmad.
Menurut penelusuran FAKTA.COM dari berbagai sumber, Selasa (11/6/2024), Melan merupakan sosok pensiunan guru matematika asal Purworejo, Jawa Tengah. Pria berusia 78 tahun ini mengajar matematika setiap hari dalam dua sesi, yaitu 16.00-17.30 dan 19.30-21.00.
Heboh Musisi Alan Walker Terbang ke Medan untuk Kunjungi Guru MusikYang menarik, pria berusia 78 tahun tampil rapi saat mengajar, yaitu memakai kemeja dan celana panjang. Sekadar informasi, dia mengajar secara live di akun TikTok @binaprestasiswa.
Melan Achmad tak segan untuk berbagi ilmu kepada warganet. (akun TikTok @binaprestasiswa)
Warganet pun menyukai materi yang diajarkan oleh sang pengajar. Menurut mereka, penjelasan Melan terhadap suatu materi ajar lebih mudah dipahami.
Selain Melan, ada lagi guru inspiratif, yaitu Tri Adinata. Tri adalah guru musik di sekolah Al Azhar Medan, Sumatra Utara
Tri memiliki cara unik ketika mengajar musik. Dia mengajarkan lagu-lagu populer kepada para murid, seperti “Who Am I” lagu Alan Walker feat Putri Ariani.
Video cover "Who Am I" menjadi viral tersebut ditonton puluhan juta kali dan menarik perhatian sang DJ. Bahkan, Alan Walker tak segan terbang dari New York, AS, ke Medan untuk bertemu dengan sang guru dan mengundangnya untuk hadir di konsernya yang digelar di Jakarta pada Sabtu (8/6/2024).
Temui Guru Viral, Alan Walker Langsung Terbang ke MedanSelanjutnya, Indra Gunawan. Dikutip dari akun TikTok @pemkabbantul, guru Tata Busana SMKN 1 Pandak, Bantul, menjadi pembicaraan warganet belakangan ini. Sang guru tidak segan memakai baju karya siswa ketika mengajar. Tindakan ini bertujuan untuk mengapresiasi karya mereka.
Guru Tata Busana SMK 1 Pandak, Bantul, Indra Gunawan. (Tangkap layar akun tiktok @pemkabbantul)"Apa yang kalian buat, kreasi yang mereka buat kalau dipakai orang secara nyata, wujudnya seperti ini," kata dia.
Dengan begitu, lanjut Indra, para murid akan lebih senang dan giat untuk membuat kreasi berikutnya. "Kalau hanya dikumpulkan, dilipat, terus dikembalikan, nilainya akan beda dengan busana yang dipakaikan pada wujud nyata," kata dia.
Komentar (0)
Login to comment on this news