Mengenal Candi Bata, Situs yang Siap Dijadikan Cagar Budaya
FAKTA.COM, Jakarta – Candi Bata siap dijadikan sebagai situs cagar budaya. Candi ini juga bisa menjadi situs bersejarah tertua di Jawa Tengah, lho.
“Ke depan, situs Candi Bata ini menjadi cagar budaya yang harus dilestarikan, diamankan sebagai sarana edukasi anak-anak bahwa di daerah ini ada sebuah peradaban yang ditandai dengan adanya candi,” kata Penjabat Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, di Batang, Jawa Tengah, dikutip dari Antara, Jumat (28/6/2024).
Kapal Pinisi Mejeng di Google Doodle Hari IniDikutip dari laman Pemkab Batang, Candi Bata merupakan situs yang ditemukan oleh arkeolog kebangsaan Prancis, Veronique de Groot. Candi ini ditemukan di KIT Batang, Desa Sawangan, Gringsing, Batang, Jawa Tengah.
Candi tersebut ditemukan pada 2019. Kala itu, Perkebunan Nusantara IX membersihkan lahan perkebunan untuk KIT Batang. Ada kemungkinan bangunan ini sudah ada pada masa Kerajaan Kalingga pada abad ke-7. Dengan penemuan situs itu, Candi Bata bisa menjadi situs sejarah tertua di Jawa Tengah.
Penjabat Bupati Batang, Lina Dwi Rejeki, mengunjungi situs Candi Bata, Batang, Jawa Tengah. (Dokumen Antara/Kutnadi)
Menurut tinjauan
tim ahli BRIN, diperkirakan ada delineasi seluas 2 x 2 km. Candi ini tidak
berdiri sendiri, tetapi merupakan area percandian. Kemungkinan besar ada
candi-candi lain.
Sementara itu, luas Candi Bata diperkirakan seluas 8 meter x 8 meter. Tim juga menemukan selasar candi dengan kedalaman 190 cm.
Saat ini, Candi Bata hanya tersisa di bagian kaki. Bagian badan atau atas sudah hancur dan akan sulit untuk direkonstruksi.
Anggarkan Rp230 Juta untuk Eskavasi dan Pembuatan Cungkup Candi Bata
Diperingati Setiap 2 Oktober, Begini Asal-usul Hari Batik NasionalLina mengatakan Pemkab Batang bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) masih melakukan proses eskavasi situs. Mereka mengamankan situs terlebih dahulu sambil mengobservasi kemungkinan penemuan situs lain.
Dia berkata Pemkab Batang menganggarkan Rp170 juta untuk eskavasi dan Rp60 juta pembuatan cungkup. Pemerintah setempat juga menyiapkan fasilitas penunjang seperti akses jalan, transportasi, dan penerangan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan KITB. KITB pun mendukung lokasi tersebut dijadikan cagar budaya,” kata Lina.
Komentar (0)
Login to comment on this news