Cadev Kembali Meningkat, Nilai Tukar Rupiah Belum Bisa Menguat
FAKTA.COM, Jakarta - Cadangan devisa (cadev) Indonesia kembali dalam tren naik. Nilainya U$140,2 miliar per Juni 2024.
Tren kenaikan itu mulai terjadi setelah cadev mencapai level terendah pada April 2024 US$136,2 miliar. Meski begitu, jika dibandingkan posisi akhir 2023, nilai cadev masih turun 4,23% dari US$146,4 miliar.
Data tersebut tertuang dalam keterangan Bank Indonesia, Jumat (5/7/2024). Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengungkap, peningkatan tersebut dicapai berkat penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
Erwin juga menyampaikan, jumlah cadev tersebut dapat membiayai 6,3 bulan impor atau setara 6,1 bulan impor serta pembayaran utang luar negeri.
Dengan angka tersebut, cadangan devisa dapat menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Berkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Berpotensi MenguatMenanggapi data itu, Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual mengatakan, prospek cadev negara relatif stabil. Hal tersebut karena tidak banyak kebutuhan intervensi, seperti pada kuartal II-2024.
“Seperti pembayaran dividen, pembayaran utang, musim haji, dan liburan,” kata David kepada Fakta.com.
David juga mengungkap pemerintah akan cenderung lebih agresif dalam penerbitan surat utang valas sehingga posisi cadangan devisa relatif stabil ke depan.
POINTER: Menguji Intervensi Pemerintah dalam Menguatkan Nilai Tukar RupiahMeskipun cadangan devisa ke depan relatif stabil, David mengatakan, nilai tukar rupiah masih akan berada dalam kisaran Rp16.000-Rp16.500. Alasannya, nilai rupiah masih akan sangat dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).
Kendati demikian, menurut David, The Fed akan mulai menurunkan suku bunga di akhir tahun sehingga memberikan sinyal baik untuk nilai tukar rupiah.
“Perkiraannya, Fed akan mulai menurunkan suku bunga di akhir tahun dan ini positif buat rupiah,” ujar David.
Sebagai tambahan informasi, menurut informasi kurs JISDOR, nilai tukar rupiah berada di level Rp16.312 per US$. Atas posisi tersebut, nilai tukar rupiah sudah melemah 5,65% dari posisi akhir 2023 Rp15.439 per US$.
Komentar (0)
Login to comment on this news