Tanpa Pinjaman Luar Negeri, Cadev Tumbuh Perlahan
FAKTA.COM, Jakarta - Cadangan devisa (cadev) Indonesia mulai naik setelah tiga bulan beruntun menurun. Namun kenaikan kali ini masih dalam kecepatan rendah.
Mengutip keterangan Bank Indonesia, Senin (7/8/2023), nilai cadev per Juli 2023 sebesar US$137,7 miliar. Angka itu naik tipis 0,14% atau US$0,2 miliar dari Juni 2023 US$137,5 miliar.
Catatan itu menjadi kenaikan cadev pertama setelah sejak Maret angkanya terus menurun.
Menanti Peningkatan Cadangan Devisa
Bank Indonesia menjelaskan, kenaikan nilai cadev pada Juli 2023 dipengaruhi penerimaan pajak dan jasa. "Cadev tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," tulis Bank Indonesia.
Jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, pajak memang menjadi salah motor penggerak cadev. Namun dalam beberapa kali kesempatan, cadev bisa tumbuh tinggi jika penerimaan pajak dibarengi dengan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
Misalnya saja nilai cadev pada Februari dan Maret. Sementara pada Januari, kenaikan nilai cadev dapat bantuan dari penerbitan global bond.
Sebagai tambahan informasi, cadev Juli 2023 setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Menjaga Inflasi Demi 'Hadiah' Rp1 Triliun
Adapun Bank Indonesia memandang cadev akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga.
Komentar (0)
Login to comment on this news