Thailand dan Wacana Pindah Ibu Kota Akibat Krisis Iklim
FAKTA.COM, Jakarta - Pejabat senior di kantor perubahan iklim Thailand Pavich Kesavawong pada Kamis mengusulkan agar negara tersebut mempertimbangkan pindah ibu kota, akibat krisis yang menyebabkan naiknya permukaan air laut.
Wakil Direktur Jenderal Departemen Perubahan Iklim dan Lingkungan Pemerintah Thailand, Pavich Kesavawong menyebut sejumlah gambaran yang menunjukkan dataran rendah Bangkok berisiko terendam air laut sebelum akhir abad ini.
Sebagian besar ibu kota yang ramai tersebut sudah berjibaku melawan banjir selama musim hujan, kata dia.
Pavich memperingatkan kota tersebut mungkin tidak dapat beradaptasi dengan dunia yang sedang memanas ini.
Pemerintah Bangkok sedang menjajaki langkah-langkah yang mencakup pembangunan tanggul seperti yang digunakan di Belanda, kata Pavic.
Ia menambahkan pihaknya juga mempertimbangkan untuk merelokasi seluruh ibu kota. Namun permasalahannya sangat kompleks dan diskusi tersebut masih bersifat hipotesis.
Sementara itu dari dalam negeri, Menteri Pertahanan (Menhan) yang juga Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, menjelaskan kenapa ibu kota Indonesia harus pindah ke Nusantara. Pernyataan itu dipantik saat Prabowo ditanya mengapa RI begitu ambisius ingin memidahkan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara. Padahal proyek itu akan memakan dana hingga US$ 35 miliar atau Rp 556 triliun (kurs Rp 15.800/dolar AS).
“Pemindahan itu penting, selain karena faktor sejarah, juga melihat kebutuhan ruang serta mengukur daya tampung Jakarta yang sudah tak mampu menopang hidup banyak warganya,” ujar Prabowo.
Hal itu dikatakannya di sela-sela dialog terbuka di Qatar Economic Forum, dalam sesi "In Coversation with The President-Elect of Republic Indonesia", dengan jurnalis Haslinda Amin.
Komentar (0)
Login to comment on this news