BI Klaim Pertumbuhan Ekonomi Tetap Kuat Meski di Bawah 5 Persen
FAKTA.COM, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memberikan respon terhadap hasil paparan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut pertumbuhan ekonomi turun menjadi 4,94% year on year (yoy) pada triwulan III/2023.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyatakan hasil itu memang lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan II 2023 yang sebesar 5,17%.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Selasa (7/11/2023).
Menurut Erwin, asumsi pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat didukung oleh permintaan domestik yang solid. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,06% seiring dengan kenaikan mobilitas yang terus berlanjut, daya beli masyarakat yang stabil, serta keyakinan konsumen yang masih tinggi.
Fakta Penggerus Pertumbuhan Ekonomi Terungkap, Insentif Fiskal DisiapkanSementara itu, konsumsi terkontraksi minus 3,76% disebabkan terutama oleh belanja pegawai yang mengalami pergeseran sehubungan penyaluran gaji ke-13 ke triwulan II.
“Pertumbuhan investasi secara keseluruhan meningkat menjadi 5,77% seiring dengan berlanjutnya pembangunan infrastruktur pemerintah di berbagai wilayah Indonesia, termasuk proyek pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur,” tuturnya.
Kemudian, ekspor tertekan minus 4,26% akibat turunnya ekspor barang sejalan dengan perlambatan ekonomi global, ekspor jasa tetap tumbuh kuat didukung kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara.
Lebih lanjut, Erwin menjelaskan Lapangan Usaha (LU) mencatat pertumbuhan positif, terutama ditopang oleh industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta konstruksi.
Ekonomi Bisa Semakin Turun, Airlangga, Sri Mulyani dan PUPR BerembukDisebutkan bahwa pertumbuhan LU tersebut ditopang permintaan domestik yang tetap kuat, termasuk pembangunan infrastruktur pemerintah di berbagai wilayah.
Sementara secara spasial, pertumbuhan ekonomi triwulan III 2023 yang tetap kuat juga terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Pertumbuhan ekonomi tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampua), Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Bali-Nusa Tenggara (Balinusra).
Komentar (0)
Login to comment on this news