Meski Neraca Dagang Surplus, Penurunan Harga Komoditas Perlu Diwaspadai
FAKTA.COM, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan menyambut positif surplus neraca perdagangan sebesar US$$3,48 miliar pada Oktober 2023. Menurut Zulkifli, torehan itu melanjutkan tren positif surplus selama 42 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
“Kami optimistis surplus neraca perdagangan ini akan terus berlanjut ke periode berikutnya,” ujar dia dalam siaran pers hari ini, Kamis (16/11/2023).
Menurut Zulkifli, surplus Oktober terdiri atas surplus nonmigas sebesar US$5,31 miliar dan defisit migas US$1,84 miliar. Meskipun neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan hasil moncer, namun Zulhas (sapaan akrab Zulkifli Hasan) menilai telah terjadi pelemahan dari perdagangan Indonesia.
“Kita tahu jika tekanan ekonomi global dan penurunan harga komoditas unggulan menjadi penyebab. Oleh sebab itu Kementerian Perdagangan berupaya untuk memitigasi hal tersebut,” kata dia.
Kabar Baik! Ekspor Indonesia Naik di Tengah Moderasi Harga KomoditasZulhas menjelaskan, peningkatan ekspor bulan lalu terjadi pada sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan. Sektor pertambangan menjadi sektor yang mengalami kenaikan tertinggi, yakni sebesar 20,47%, diikuti produk industri pengolahan sebesar 4,83%. Sementara, ekspor sektor pertanian mengalami penurunan terdalam sebesar 8,00%.
“Komoditas batu bara menjadi salah satu komoditas sektor pertambangan yang mendorong peningkatan ekspor nonmigas dengan andil 46,90% dari total. Nilai ekspor batu bara mengalami kenaikan sebesar 24,61%, sedangkan volume ekspornya tumbuh sebesar 20,38%,” kata Zulhas menambahkan.
Zulhas menambahkan, kumulatif ekspor periode Januari—Oktober 2023 tercatat sebesar US$214,41 miliar atau turun 12,15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Ketahanan Eksternal Terjaga Seiring Berlanjutnya Surplus Neraca PerdaganganSementara untuk impor pada Oktober 2023 tercatat sebesar US$18,67 miliar. Nilai ini meningkat 7,68% dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan ini didorong peningkatan impor nonmigas sebesar 10,37%, sementara impor migas turun 3,66%.
"Secara kumulatif, nilai impor selama periode Januari-Oktober 2023 mencapai US$183,19 miliar atau turun 7,77% dibandingkan periode yang sama tahun. Penurunan ini disebabkan melemahnya impor nonmigas sebesar 6,08% dan migas sebesar 15,81%,” ucap Zulhas.
Komentar (0)
Login to comment on this news