Mengenal Pica, Gangguan yang Buat Orang Suka Makan Benda Ekstrem
FAKTA.COM, Jakarta - Belakangan ini media sosial dihebohkan dengan berita ada 70 paku ditemukan di tubuh pria di Indramayu, Jawa Barat.
Menurut penelusuran FAKTA.COM dari berbagai sumber, Selasa (25/6/2024), pria itu diduga mengalami gangguan jiwa. Ada juga dugaan bahwa gangguan psikologisnya membuat dia mengidap pica.
Unik, Sendok Elektrik Ini Buat Makanan Terasa Lebih AsinBenda-benda yang dimakan pengidap pica tak hanya paku, tetapi juga kapur, sabun cuci, bahkan minyak kayu putih. Misalnya, pada 2009, ada anak di Banyumas, Jawa Tengah, yang doyan minum minyak kayu putih.
Apa itu pica?
Dikutip dari Cleveland Clinic dan Alodokter, Selasa (25/6/2024), pica merupakan gangguan makan yang seseorang makan sesuatu bukan makanan tanpa tujuan apa pun. Yang dimakan ini tak punya nilai gizi.
Gangguan makan ini bisa terjadi pada siapa pun dan usia berapa pun. Ada tiga kelompok orang yang cenderung bisa terkena gangguan makan:
- Anak-anak usia di bawah 1 tahun.
- Ibu hamil.
- Orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu, terutama skizofrenia, disabilitas intelektual, dan gangguan spektrum autisme.
Ada sejumlah benda yang sering dikonsumsi oleh penderita gangguan pica, seperti bedak, es batu, rambut, tanah liat, abu rokok, puntung rokok, hingga paku, silet kapur.
Penyebab Pica
Tips Makan Daging Kurban Tanpa Cemas Kolesterol NaikPenyebab gangguan makan pica belum diketahui secara jelas. Akan tetapi, ada beberapa penyebab yang meningkatkan risiko seseorang mengalami sindrom itu.
- Usia anak-anak
- Stres
- Pengalaman negatif pada masa kecil.
- Kekurangan gizi.
- Kondisi kesehatan mental.
- Kondisi medis.
- Mengkonsumsi obat-obatan.
- Keterbatasan ekonomi.
Gejala Pica
Sebenarnya, ada satu gejala pica. Yaitu, seseorang makan benda secara kompulsif. Kebanyakan orang menyukai lebih dari satu jenis nonmakanan yang dimakan.
Nah, gangguan makan ini bisa berakibat ke kesehatan, seperti menyebabkan sakit perut, kembung, anemia, kurang gizi, serta sangat kurus.
Komentar (0)
Login to comment on this news