Pengalaman Pria di AS yang Tak Dibius Total saat Transplantasi Ginjal
FAKTA.COM, Jakarta – Seorang pria di Amerika Serikat, Harry Stackhouse, menjalani operasi transplantasi ginjal tanpa bius total. Pria berusia 74 tahun ini bahkan berbincang-bincang dengan dokter bedah.
Bahkan, lansia ini juga menyaksikan prosedur bedah yang dijalaninya.
Dikutip dari Science Alert, Jumat (9/8/2024), operasi ini dilakukan di Northwestern Medicine, sebagai upaya untuk menjadikan transplantasi ginjal tanpa anestesi yang berisiko menjadi praktik yang lebih umum. Prosedur bedah itu berlangsung kurang dari 1 jam dan menjadi operasi kedua yang dilakukan oleh Direktur Pusat Transplantasi Komprehensif di Chicago, AS, Satish Nadig.
“Kita berada di titik perubahan dalam transplantasi saat ini. Menggunakan teknologi yang ada untuk memasuki era berikutnya,” kata Nadig.
Menkes Akan Panggil RSCM tentang Temuan Kasus 60 Gagal Ginjal AnakOperasi itu menggunakan anestesi tulang belakang mirip dengan yang digunakan dalam operasi caesar. Pendekatan ini bertujuan untuk menghindari risiko yang terkait dengan anestesi umum, seperti kerusakan pita suara dan gangguan fungsi usus.
Meskipun transplantasi ginjal tanpa anestesi umum pernah dicoba sebelumnya, penerapannya belum meluas.
Stackhouse, yang pertama kali jatuh sakit pada Desember 2019, menjalani operasi ini setelah bertahun-tahun menjalani dialisis, Putrinya, Trewaunda, yang menawarkan ginjalnya sebagai donor, mendesaknya untuk mempertimbangkan transplantasi.
“Percaya atau tidak, saya tidak merasakan apa pun, sungguh menakjubkan,” kata dia,
Bahkan, pria ini sempat melihat ginjal yang didonorkan selama operasi berlangsung.
Wanita Ini Punya 300 Batu Ginjal gara-gara Doyan Minum BobaPasca operasi, Stackhouse pulih dengan cepat dan dipulangkan hanya dalam waktu 36 jam setelah prosedur, jauh lebih cepat dibandingkan rata-rata waktu rawat inap di Amerika Serikat (AS) yang mencapai lima hingga tujuh hari.
Keberhasilan ini berkat kemajuan dalam teknik anestesi dan perawatan pasca operasi. Pemulihan Stackhouse yang cepat bahkan melampaui putrinya yang menjalani anestesi umum.
Direktur Pusat Transplantasi di Universitas Michigan Health, Christopher Sonnenday, memuji inovasi ini sebagai langkah penting dalam mempercepat pemulihan pasien transplantasi. Namun, ia mencatat, penerapan luas prosedur ini masih memerlukan pengalaman lebih lanjut, terutama pada pasien dengan kondisi medis kompleks.
Komentar (0)
Login to comment on this news