Tekan Risiko Penularan Flu Burung, Pemerintah Perketat Pengawasan Pintu Masuk
FAKTA.COM, Jakarta - Pemerintah memperketat pengawasan di pintu masuk negara untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan flu burung.
Terutama, bagi pelaku perjalanan dari negara-negara yang melaporkan kasus infeksi flu burung.
Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, M.K.M., mengatakan ada enam langkah pemerintah untuk memperketat pintu masuk untuk menekan risiko penularan flu burung.
Pertama, meningkatkan pengawasan terhadap Pelaku Perjalanan Luar Negeri dan Dalam Negeri dari negara atau daerah yang melaporkan adanya kasus flu burung, baik pada manusia, penumpang di pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas barat darat negara.
Kedua, meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan kepada pelaku perjalanan.
“Terutama daerah/negara yang sedang terdeteksi kasus flu burung pada manusia dan yang menunjukan gejala Influenza Like Illness (ILI) serta memiliki risiko terpapar unggas atau produk unggas, dan pengambilan spesimen swab sesuai pedoman yang berlaku," kata Fachranny dikutip dari Kementerian Kesehatan, Senin (24/6/2024).
Yang ketiga, mengintensifkan pelaksanaan surveilans ILI di site sentinel 14 UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, serta mengambil spesimen pada Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) sesuai pedoman yang berlaku.
Upaya yang keempat, lanjut Farchanny, melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan, laboratorium kesehatan masyarakat, dan rumah sakit rujukan setempat. Koordinasi ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan penanganan flu burung pada manusia, termasuk rujukan spesimen ke laboratorium kesehatan masyarakat regional dan laboratorium rujukan nasional, yaitu Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan.
Kelima, memeriksa dan menangani kasus jika ditemukan pelaku perjalanan yang memiliki gejala ILI sesuai pedoman yang berlaku.
"Keenam, melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan seluruh lintas sektor yang berada di wilayah kerja Balai Kekarantinaan Kesehatan," kata dia.
Komentar (0)
Login to comment on this news