Jangkau Daerah 3T, BMKG Gandeng Radio
FAKTA.COM, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ingin memperluas jangkauan ke daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). Salah satu upayanya adalah dengan menjalin kerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI).
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyampaikan, dalam rantai Peringatan Dini secara menyeluruh dari ujung ke ujung (end to end), informasi dan peringatan dini dari BMKG akan berhenti di Tingkat Propinsi atau Kabupaten. Yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPD) yang bertanggungjawab untuk meneruskan ke warga masyarakatnya, terutama yang berada di lokasi terdampak.
"Menjadi persoalan adalah informasi tersebut dapat terputus dan tidak berhasil tersambung untuk diteruskan kepada masyarakat oleh BPBD (Pemerintah Daerah), khususnya yang berada di daerah terpencil," kata Dwikorita dikutip Jumat (6/10/2023).
BMKG Minta Masyarakat dan Pemerintah Antisipasi Musim HujanDwikorita mengatakan, kerja sama melalui siaran RRI dapat menjadi solusi terputusnya informasi tersebut. Sehingga informasi peringatan dini BMKG dapat menembus daerah 3T.
Meski begitu, Dwikorita menegaskan, BMKG menggunakan semua kanal untuk mendiseminasikan informasi peringatan dini. "Tidak cuma terfokus pada satu jenis media. Dengan begitu, gap antara yang menerima dan tidak menerima informasi dapat semakin kecil sehingga risiko bencana dapat semakin ditekan," ujar Dwikorita.
Dwikorita mencontohkan, dalam kasus gempabumi dan tsunami, golden time atau rentang waktu singkat antara peringatan dini dan saat bencana tiba sangatlah sempit. Maka, jika semakin cepat informasi peringatan dini tersebut sampai, maka kesempatan untuk menyelematkan diri pun semakin besar.
"Dengan begitu, risiko korban jiwa bisa diminimalisir," kata dia menambahkan.
5 Penyebab Cuaca Panas Terik di IndonesiaLebih lanjut, Dwikorita menuturkan bahwa selain dengan RRI, BMKG juga membangun kerjasama dengan radio-radio lokal dan juga radio komunitas di daerah-daerah agar informasi peringatan dini BMKG bisa tersebar semakin luas. Di beberapa daerah, kata dia, BMKG juga telah bekerjasama dengan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI).
Selain untuk penyebarluasan informasi peringatan dini, kerjasama dengan media yang dilakukan BMKG juga dalam upaya meningkatkan literasi kebencanaan masyarakat dan memerangi hoax bencana yang sering muncul dan menimbulkan ketakutan.
"Saat tsunami Jepang 2011 lalu, selain TV NHK, ada 122 stasiun TV, 24 radio AM, dan 25 radio FM yang ikut menyebar luaskan peringatan dini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya informasi peringatan dini bisa segera sampai kepada masyarakat," pungkasnya.
Komentar (0)
Login to comment on this news