Ini Soal Kamboja, Pekerja Migran dan Ajakan Setan Perjudian Online

ilustrasi judi online
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta -  “Nasi Padang, Pecel lele dan Soto Lamongan juga ada!”

Begitu ingatan yang tergambar dalam benak Fritz (bukan nama sebenarnya) saat mengenang suasana kota pelabuhan di selatan Kamboja bernama Shihanoukville atau Kampong Som dalam bahasa Khmer.

Kepada tim Fakta.com, Fritz mengaku sempat delapan bulan menetap di sana. Di kota pusat beroperasinya ribuan usaha judi online yang rambahan pengaruhnya sampai ke Indonesia.

“Plat nomor kendaraan juga ada yang berbahasa Indonesia misalnya AYOK AAH, ASYIKOKE,” kata Fritz. Sampai-sampai ada istilah “Indonesia Kecil” buat beberapa distrik yang memang disesaki para pekerja Indonesia.

Fritz mengatakan Shihanoukville memang menjadi tujuan utama pekerja Indonesia yang berani ambil risiko bekerja jauh dari rumah dan berkarya bersama bos-bos investor situs judi asal Indonesia yang sengaja berkantor di Kamboja.

Simpanan Perbankan Menumpuk di Pulau Jawa, Rp4.499 T Ada di Jakarta

“Waktu itu saya berangkat bersama 20 orang lebih dari satu agen ketenaga kerjaan, kami berangkat dari Bandung,” ujarnya.

Lelaki 22 tahun itu memang memiliki keahlian di bidang jaringan internet, bekal dari sekolah kejuruan tempat terakhir ia menimba ilmu.

“Saya bekerja di salah satu tempat usaha yang bosnya orang Indonesia juga, dia hanya menempatkan kantor di Kamboja, operasinya tetap menarget orang Indonesia sebagai pemain judinya,” kata Fritz.

Sebenarnya banyak bidang yang bisa dikerjakan selain persoalan teknis, telemarketing atau tipe pekerjaan pelayanan pelanggan bagi para pemain judi online juga banyak menyedot tenaga kerja Indonesia. “Soal gaji beragam, rata-rata Rp7 juta - Rp9 juta, penghasilan yang dijanjikan.”

Deru Nyaring Perbankan Berantas Judi Daring

Kementerian Luar Negeri Indonesia mencatat berdasarkan data Kedutaan Besar RI Phnom Penh, saat ini tercatat 17.121 WNI yang aktif lapor diri di Kamboja. Namun, otoritas Kamboja mencatat sebanyak 73.724 WNI memiliki izin tinggal di Kamboja.

“Prediksi sekitar 60 persen bekerja di online gambling dan sisanya 40 persen itu yang bekerja di bisnis-bisnis pendukungnya,” ujar Duta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto, seperti dikutip dari ANTARA, Selasa (5/3/2024).

Fritz mengatakan modus rekrutmen para pekerja situs judi online memang masih sangat tertutup. Dari mulut ke mulut dari satu orang yang terpercaya ke orang terpercaya lainnya. “Teman makan teman istilahnya, saling ajak,” kata Fritz.

Hari-hari dilalui Fritz dengan peran memelihara jaringan internet sebuah situs perusahaan judi online. Mulai dari pemeliharaan peralatan dalam jaringan, memastikan koneksi Wifi dalam ruangan hingga urusan teknis lainnya.

Panduan Ibadah Ramadan, Ceramah tak Boleh Mengandung Politik Praktis

Masuk bulan kedelapan, Fritz mulai gerah, gaji yang ia terima tak pernah penuh sesuai kontrak. Selalu saja ada potongan.

“Setiap kesalahan ditimpakan kepada para pekerja, tak ada jaminan ketenagakerjaan, jarang yang bisa bergaji penuh,” ujarnya.

Omongan Fritz dibenarkan Wati -juga bukan nama sebenarnya. Mojang asal Sukabumi yang cuma kuat tiga bulan bekerja sebagai layanan pelanggan di sebuah situs judi yang juga mentarget orang Indonesia sebagai pasarnya.

Berbekal ajakan teman -sama dengan Fritz- perempuan berusia 19 tahun itu akhirnya menjejak kaki di luar negeri. Kampong Som, Kamboja tepatnya. “Visa masuk Kambojanya pakai visa turis waktu itu,” kata Wati.

Wati juga mengalami, potongan-potongan gaji yang disebut Fritz. Menurutnya, potongan itu ibaratkan sebagai pembayaran dana talangan saat mendapatkan kemudahan dan jaminan keberangkatan dari kampung.

“Jadi 60 persen langsung dipotong, sebelumnya memang saya dijamin dari mulai pembuatan paspor hingga semua tiket keberangkatan,” katanya.

Puncak Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan 5 April

Saat terakhir bekerja Wati mendapatkan banyak tekanan, mulai dari target kerja yang setiap hari harus mendapatkan pemain baru orang Indonesia hingga tanggung renteng menutup kesalahan transfer dana yang dilakukan para admin.

Lantaran tekanan itu, Wati tak betah. Akhirnya berbekal kenalan sesama pekerja mereka mengorbankan gaji mereka untuk membeli tiket pulang ke tanah air. “Pulang ke kampung gak bawa duit, ada pun sedikit,” kata Wati.

Frutz dan Wati menerangkan bahwa mereka termasuk yang beruntung bisa pulang ke rumah masing-masing. Banyak kasus yang membelit para tenaga kerja Indonesia di Kamboja.

Blokir 4.000 Rekening, Bank Punya Tugas Baru Terkait Judi Online

Dengan semakin banyaknya jumlah WNI yang bekerja di bisnis judi online, Kementerian Luar Neger mengakui semakin banyak pula kasus-kasus ketenagakerjaan yang melibatkan WNI dan ditangani oleh pihak KBRI.

Namun, Duta Besar RI untuk Kamboja Santo menggarisbawahi bahwa kasus-kasus tersebut tidak selalu merupakan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

“Sekarang ini permasalahan terkait WNI di Kamboja mungkin tidak bisa dibilang murni TPPO, tetapi yang banyak adalah kasus ketenagakerjaan seperti perselisihan antara pemilik perusahaan dan pekerjanya, atau masalah di antara para pekerja, atau antara bos dan anak buah,” katanya.

Akhir tahun lalu, Kemlu memfasilitasi pemulangan 28 WNI terindikasi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dari Kamboja.

Dalam kurun waktu tiga tahun, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mencatat lebih dari 1.800 orang sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal terjerat kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) periode 2020-2023.

Seribuan orang tersebut didominasi yang bekerja situs judi online atau penipuan online yang dikirim ke berbagai negara.

Mau THR dari Dividen BRI dan BNI? Silakan Simak Syarat dan Jadwalnya!

Apabila dilihat detail, trennya terus meningkat hingga tujuh kali lipat, mulai dari 140 orang di 2020 hingga 2021, kemudian meroket di angka 700 pada 2021 sampai 2022, dan terakhir menyentuh angka 1.800 orang pada 2023.

Fritz dan Wati hanyalah dua contoh cerita dari puluhan ribu kisah sial yang mungkin sama diderita pekerja Indonesia yang masih berada di Kamboja. Judi online bukan hanya modus untuk memperddagangkan tenaga pekerja Indonesia. Banyak lagi modusnya.

Malam lantas kian larut dan sepi di pusat kota Kembang Bandung -tempat tim fakta.com dan Fritz bercengkrama. Sesekali Fritz menatap jauh ke jalanan yang sudah tidak lagi dilewati kendaraan.

Dengan nada yang pelan Fritz kemudian berkata, “Harusnya ada yang cepat menarik pulang semua teman saya di sana, tidak ada masa depan di sana. Pekerja cuma jadi budak yang terayu ajakan setan perjudian.”

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//