Swasembada Gula jadi Omongan Mentan dan Menteri BUMN, Ada Apa?

Presiden Jokowi saat meninjau pabrik gula pada 2020. (Dokumen Setkab)
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta - Dua menteri kompak membahas swasembada gula. Mereka adalah Menteri Pertanian, Adi Amran Sulaiman dan Menteri BUMN, Erick Thohir.

Pada Selasa (12/12/2023), Amran yang mengikuti rapat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pemerintah menyiapkan 1 juta hektare lahan di Papua untuk mendukung peningkatan produksi sekaligus mendorong swasembada gula nasional. Bahkan, kata Amran, lahan tersebut terbuka bagi investor dari dalam maupun luar negeri yang berminat untuk membangun pabrik gula di tanah air.

"Saat ini, telah ada investor yang mulai menanam bibit tebu di Papua," ujar Amran.

Dorong Swasembada Gula, Pemerintah Siapkan Lahan 1 Juta Ha di Papua

Amran juga bilang, untuk mencapai swasembada dibutuhkan 20 hingga 30 unit pabrik gula berkapasitas 12 ribu ton tebu per hari atau 12 ribu TCD.

Berdasarkan pengalaman membangun 10 pabrik gula pada tahun 2014 hingga 2019 atas arahan Presiden Jokowi, Amran mengatakan untuk membangun pabrik berkapasitas 12 ribu TC diperlukan biaya sekitar Rp2,5 triliun hingga Rp3,5 triliun.

Dalam waktu terpisah, Menteri BUMN, Erick Thohir juga tengah mendorong swasembada gula. Melalui unggahan di akun Instagram @erickthohir, dia menyampaikan, Indonesia jangan jadi pecundang dengan menjadi jadi market saja. "Kita menantang semua untuk swasembada gula 2030 dengan roadmap yang kita sepakati bersama," ucap Erick, Rabu (13/12/2023).

Erick pun menyebut langkah itu sudah jelas tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres). Perpres yang dimaksud adalah Perpres Nomo 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel) yang ditetapkan pada 16 Juni 2023.

"Selain untuk pangan, kita juga memanfaatkan gula sebagai bahan baku biofuel untuk meningkatkan ketahanan energi," kata Erick.

Erick Thohir dan Klaim Pencapaian 4 Tahun jadi Menteri BUMN

Erick pun bercerita perjalanan manusia dari masa ke masa. "Awalnya kita menanam, menjual, lalu menjadi industri. Tapi koq di Indonesia setback, kita dulu rajanya sekarang jadi pengimpor terbesar," kata Erick menambahkan.

Sebagai tambahan informasi, Erick mengungkapkan, kebutuhan gula nasional mencapai 7 juta ton, sementara produksi 2,24 juta ton yang turun sedikit karena El Nino. "Hilirisasi pangan harus menjadi kekuatan kita meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional," tulis Erick menutup unggahannya.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//