IPO Jumbo Amman Mineral Rp12,9 Triliun, Investor Siap-siap Antre
FAKTA.COM, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan perusahaan kelas kakap sebagai emiten baru tahun ini. Adalah PT Amman Mineral Internasional Tbk yang akan melepas 7,29 miliar saham melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Mengutip prospektus perseroan di website e-ipo.co.id, Rabu (31/5/2023), jumlah saham Amman Mineral itu setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp125 per saham. Dari situ, Amman Mineral menawarkah harga sahamnya berkisar Rp1.650 sampai Rp1.775.
Artinya, perseroan berpotensi meraup dana mulai Rp12 triliun hingga Rp12,9 triliun. Nilai perolehan dana itu akan menjadi salah satu IPO terbesar di Indonesia setelah PT Bukalapak Tbk (Rp21,9 triliun), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Rp18,79 triliun), dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (Rp13,7 triliun).
Kembali ke IPO Amman Mineral, perseroan akan menggunakan sebagian dana atau Rp1,78 triliun untuk setoran modal ke PT Amman Mineral Industri (AMIN). Ada juga alokasi Rp3,05 triliun untuk pelunasan utang ke PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), dan sisanya untuk setoran modal ke AMNT melalui pengambilbagian saham baru.
Bagi para investor yang mau antre, perseroan akan memulai masa penawaran awal pada 31 Mei - 16 Juni 2023 untuk mendapat izin efektif pada 26 Juni 2023. Kemudian, masuk ke masa penawaran umum pada 28 Juni - 3 Juli 2023, sebelum akhirnya mencatatkan saham di BEI pada 5 Juli 2023.
Untuk menjadi pertimbangan, Amman Mineral meraup penjualan bersih US$2,83 miliar pada 2022 dengan laba bersih US$1,09 miliar. Pada periode ini, perusahaan tambang tembaga dan emas ini punya aset US$6,49 miliar dengan ekuitas US$3,61 miliar.
Tambahan informasi, saat ini pemegang saham Amman Mineral terdiri dari:
PT Sumber Gemilang Persada (35,58%)
PT Medco Energi Internasional Tbk (23,13%)
PT AP Investment (17,08%)
PT Alpha Investasi Mandiri (7,86%)
PT Pesona Sukses Cemerlang (7,21%)
PT Sumber Mineral Citra Nusantara (5,12%)
PT Medo Services Indonesia (4,02%)
Komentar (0)
Login to comment on this news