SRIL Bakal Delisting, Bagaimana Nasib Masyarakat yang jadi Investor?

Logo Sritex. (Dokumen Sri Rejeki Isman)
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta - Pemegang saham PT Sri Rejeki Isman Tbk, harap bersiap-siap. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan potensi penghapusan pencatatan (delisting) saham dengan kode SRIL itu.

Kepastian tersebut tertuang dalam surat tertanda P.H Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 BEI, Natal Naibaho dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari A, Senin (20/11/2023).

Dalam surat itu dijelaskan, masa saham SRIL sudah menyandang status suspensi sejak 18 Mei 2021. Artinya, hingga 18 November 2023, status suspensi saham SRIL telah mencapai 30 bulan.

"Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perseroan, dapat menghubungi Welly Salam selaku sekretaris perusahaan," bunyi surat itu.

Asing Tak Sepenuhnya Tinggalkan Pasar Saham Indonesia

Selain itu, Bursa juga meminta kepada publik untuk memperhatikan dan mencermati segala bentuk informasi yang disampaikan perseroan.

Sebagai informasi, perusahaan tekstil yang dikenal dengan nama Sritex ini dikendalikan oleh PT Huddleston Indonesia dengan kepemilikan saham 59,03%. Sementara, masyarakat yang menjadi pemegang saham perseroan mencapai 39,89% atau setara dengan 8,16 miliar.

Mengacu harga saham SRIL sejak suspensi Rp146, maka nilai kepemilikan masyarakat mencapai sekitar Rp1,19 triliun. Lantas, bagaimana nasib saham milik masyarakat?

Perusahaan Milik Anthoni Salim Gadaikan Saham KFC hingga Sari Roti

Mengutip Sikapiuangmu.ojk.go.id, pemegang saham akan menerima hak-haknya karena ada kewajiban emiten untuk menyerap saham di publik pada harga yang wajar. Namun dalam hal ini, dalam hal perusahaan bangkrut, pemegang saham adalah pihak terakhir yang menerima hasil likuidasi.

Pada praktiknya, jarang terjadi dana hasil likuidasi sampai ke pemegang saham emiten tersebut, karena umumnya dana tersebut akan habis dipakai untuk membayar utang perusahaan terlebih dahulu.

Untuk itu, ada dua cara lain yang bisa dilakukan investor. Pertama, menjual saham tersebut di pasar negosiasi. Kedua, tetap menjadi pemegang saham sebagai antisipasi kemungkinan perusahaan memilih relisting kemudian hari.

Asal tahu saja, delisting adalah penghapusan pencatatan saham di BEI. Dengan delisting, maka perusahaan yang sebelumnya berstatus terbuka akan menjadi tertutup.

Pada tahun ini, BEI telah mendelisting saham PT Tunas Ridean Tbk (TURI) padaa 6 April 2023. Apakah SRIL akan jadi saham kedua yang delisting tahun ini?

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//