Dugaan Pelanggaran HAM Berat Prabowo Dinilai TKN Jadi Alat Politik

FAKTA.COM, Jakarta - Mantan Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang kini menjadi juru bicara Tim Kementerian Nasional (TKN), Munafrizal Manan menyebut isu pelanggaran berat calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto hanya sebagai alat politik bagi komunitas politik.

Ia mengutip, tokoh hak asasi manusia Munir Said Thalib pun mengatakan hal yang sama terkait pelanggan HAM berat Prabowo.

"Cak Munir mengatakan apa yang menimpa Pak Prabowo itu yang dijadikan sebagai alat politik dan komunitas politik untuk menghantam beliau, itu kalimatnya," kata Munafrizal Manan dalam diskusi terbuka Komnas HAM di Kantor Komnas Ham pada Rabu (13/12/2023).

TPN Klaim Ganjar Dominasi Debat Perdana Pilpres

Rizal menambahkan wawancara di SCTV pada 8 Oktober 1999 yang dihadiri oleh Fadli Zon dan Munir sebagai juru bicara Prabowo.

Sebelumnya, aktivis 1998 Azwar Furgudyama meluncurkan buku berjudul 'Buku Hitam Prabowo Subianto' dalam rangka peringatan Hari Hak Asasi Manusia Dunia yang jatuh pada Minggu 10 Desember 2023 lalu. Buku itu sendiri menyinggung banyak hal yang berkaitan dengan capres nomor urut 2.

Dalam buku tersebut, Prabowo diduga terlibat dalam penculikan aktivis, kerusuhan Mei 98, hingga isu dinasti politik yang sempat dilayangkan kepada pasangan Prabowo-Gibran. Tak hanya itu, isu aksi militeristik berlebihan Prabowo di Papua dan Timor Leste dulu Timor Timur, turut dibahas.

Ini Closing Statement 3 Capres saat Debat Pilpres Perdana

Dalam konteks ini, penculikan aktivis 1997/1998 adalah peristiwa penghilangan orang secara paksa atau penculikan terhadap para aktivis pro-demokrasi yang terjadi menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1997.

Catatan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan pun mencatat 23 orang hilang. Merujuk pada angka tersebut, 1 orang ditemukan meninggal. Kemudian, 9 orang dilepaskan penculiknya, dan 13 lainnya masih hilang hingga hari ini. (RND)