Pengamat Sebut Pilkada Jabar Kemungkinan Diikuti 4 Poros

Ilustrasi Pilkada. (Adelia Bayumurti/Fakta.com)
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta – Suhu politik menjelang Pilkada Serentak 2024 mulai memanas. Sejumlah nama digadang-gadang bakal maju pada perhelatan pesta demokrasi lima tahunan itu. 

Di Jawa Barat misalnya, beredar nama  yang disebut-sebut bakal meramaikan Pilkada Serentak 2024. Sebut saja mantan gubernur Jabar Ridwan Kamil dan eks Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. 

Selain itu, ada pula nama mantan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti, dan putra mantan presiden BJ Habibie, Ilham Habibie. 

Yakin Anies-Sohibul Menang di Pilkada, PKS: Saya Kira Ini Duet Maut

Lantas, bagaimana kemungkinan peta politik di Jabar pada Pilkada Serentak November 2024 mendatang? 

Pengamat politik Unpad Firman Manan mengatakan, Pilkada Jabar kemungkinan diikuti empat poros koalisi. 

Namun, kata dia, hal ini tergantung pada koalisi pemenang pada Pilpres lalu, yakni Koalisi Indonesia Maju (KIM) apakah akan bergabung menjadi satu poros atau mendukung calon masing-masing.

Pengamat: Ridwan Kamil Lebih Realistis Maju di Pilkada Jabar

“Ada kemungkinan tiga poros apabila KIM bisa solid, tetapi kalau Golkar memutuskan mengusung Ridwan Kamil dan Gerindra memutuskan mengusung Dedi Mulyadi, maka bisa terpecah menjadi empat poros,” ujar Firman, saat dihubungi Fakta, Senin (1/7/2024).

Pengusungan Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi ini dilihat dari berbagai survei di Jabar yang masih menempatkan keduanya di posisi teratas secara elektabilitas.

Empat poros tersebut, sambung Firman, terdiri atas empat partai politik (parpol) besar di Jabar, yaitu Gerindra, Golkar, PKS, dan PDIP. Masing-masing parpol nantinya akan membangun koalisi sendiri.

Jelang Pilkada, PDIP Intens Komunikasi dengan Semua Parpol

“Gerindra punya 20 kursi, Golkar punya 19 kursi di Jabar. Nah, masing-masing punya kandidat kuat untuk diusung, makanya Pilkada Jabar ini belum fiks akan ada berapa poros nantinya,” tutur Firman.

Terkait dengan pengusungan Bima Arya oleh PAN, Firman menanggapi hal tersebut lebih memungkinkan apabila mantan wali Kota Bogor itu maju sebagai calon wakil gubernur (cawagub).

“Dibandingkan dengan nama-nama wali kota atau bupati lain di Jabar, Bima Arya memang memiliki elektabilitas paling tinggi. Tapi, dukungan parpolnya kurang kuat,” ucap Firman.

Partai Gerindra Resmi Usung Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024

Menurut Firman, PAN hanya mengantongi tujuh kursi di Jabar, sedangkan untuk bisa maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) paling tidak perlu menguasai 24 kursi di DPRD Jabar.

“Jadi PAN perlu berkoalisi dengan parpol lain. Di KIM, nama yang punya elektabilitas tinggi di atas Bima Arya adalah Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi, jadi potensi Bima Arya ini justru pada kursi cawagub, entah cawagub dari Ridwan Kamil atau Dedi Mulyadi,” paparnya.

Lebih lanjut Firman mengatakan, jika Golkar dan Gerindra berada dalam satu poros, kemungkinan akan ada dua atau tiga poros koalisi di Pilkada Jabar. 

"Jadi, kuncinya ada di KIM, karena ada dua figur yang saling berkompetisi di KIM. Ini yang belum selesai komunikasinya di antara parpol-parpol KIM,” pungkas Firman.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//