Waspada E-Mail Phishing, Ini Ciri-cirinya
FAKTA.COM, Jakarta – Hati-hati di internet. Ada banyak penipuan yang siap menjeratmu jika tidak waspada.
Salah satu modus penipuan yang sering dipakai adalah e-mail phishing.
Deepfake: Teknologi AI yang Bisa Manipulasi KontenDikutip dari laman Twitter Otoritas Jasa Keuangan (OJK), @ojkindonesia, Minggu (8/10/2023), Dengan modus ini, pelaku menyamar sebagai individu atau lembaga keuangan resmi, lalu menjebak korban agar bisa mendapatkan data pribadi, seperti PIN ATM dan kartu kredit.
Lalu, apa saja yang diincar pelaku dari korbannya? Ada sejumlah data yang dia inginkan, yaitu username dan password akun, nomor kartu kredit/debit, PIN ATM, on time password (OTP), kode CVV/CVC (tiga angka di belakang kartu kredit), masa berlaku kartu kredit/debit, nomor KTP/paspor, tanggal lahir, serta informasi pribadi lainnya.
Email Phishing adalah salah satu modus penipuan di dunia maya dengan cara mengelabui korban dengan menyamar antara lain sebagai karyawan atau lembaga jasa keuangan yang resmi untuk menjebak korban agar memberikan data pribadi, data akun, atau data finansial. pic.twitter.com/ZfinhWgNdQ
— OJK Indonesia (@ojkindonesia) May 30, 2022
Lalu, bagaimana ciri-ciri e-mail phishing?
Menurut penelusuran FAKTA.COM dari berbagai sumber, ciri yang pertama, misalnya, menggunakan alamat e-mail dan situs yang mirip dengan aslinya. Kamu perlu mencermati alamat surat elektronik yang dipakai oleh pelaku, terutama domain. Biasanya domain yang digunakan adalah yang gratisan.
Kedua, bahasa yang tidak rapi. Ciri selanjutnya, bahasanya berantakan. Biasanya pelaku memakai bahasa baku agar seolah-olah terlihat resmi. Kalau dicermati, bahasa yang digunakan malah tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa.
DALL-E 3 Permudah Pengguna Buat Gambar Melalui ChatGPTKetiga, menggunakan link yang mencurigakan. Pelaku tak jarang menyisipkan tautan (sering berbentuk short URL) yang mengarahkan korban ke situs palsu.
Keempat, meminta informasi pribadi. Pelaku akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan data pribadi dari korban.
Tidak jarang juga mereka memakai teknik tekanan dan membuat rasa cemas terhadap korban agar segera bertindak. Misalnya, pelaku akan menyebut akun korban telah disusupi oleh malware sehingga harus melakukan sesuatu.
Komentar (0)
Login to comment on this news