Warung Kerek, Favorit Karyawan di Kawasan Elite Jakarta
FAKTA.COM, Jakarta – Jakarta menyimpan sejuta keunikan. Salah satunya adalah warung kerek.
Warung yang terletak di tepi Kali Mampang, Kuningan Barat, Jakarta Selatan, berbeda dengan warung makan pada umumnya. Warung kerek mengantar makanan pesanan dengan ember yang dikerek.
Bangunan warung ini justru mirip dengan pos jaga keamanan. Tak ada jendela maupun pintu yang melekat di tempat makan itu.
Ada etalase kaca yang menghadap sungai. Etalase ini bisa menjadi tempat untuk menyimpan makanan-makanan yang dijual. Tak hanya makanan, warung itu juga menjual minuman.
Viral Es Kopi Susu Pedas di China, Pakai Topping CabaiAwal Mula Neneng Dirikan Warung Kerek
Salah seorang penjual makanan, Neneng, bercerita awal mula dia membuka warung kerek. Semula, dia berjualan di sekitar proyek pembangunan gedung perkantoran. Namun, Neneng dan para pedagang lain diharuskan pindah dari lokasi. Akhirnya, wanita ini berinisiatif untuk membuka warung di depan rumah.
Namun, jembatan penghubung dua area itu dihancurkan bersamaan dengan proyek pengerukan kali. Alhasil, warung makan dia kehilangan akses dan sepi pelanggan.
“Sebelum ada kerekan, dulu sempet jualan di bawah (sambil menunjuk jalan diseberang), dulu kan ada jembatan ada tangga, sekarang kan jembatannya dibongkar,” kata Neneng kepada Fakta.com, ditulis Jumat (26/7/2024).
Sekitar 2014, Neneng dan teman-teman penjual berinisiatif untuk membuat inovasi untuk mempermudah transaksi warung. Lahirlah warung kerek.
“Tadinya satu titik, rame-rame. Sekarang bikin sendiri-sendiri,” kata dia.
Pelanggan mengeluarkan suara yang cukup keras ketika membeli makanan di warung ini karena jarak yang jauh. Warung Neneng terlihat ramai pada waktu makan siang. Pembelinya berasal dari karyawan, sekuriti, dan orang-orang yang lewat.
Mengenal Siomay, Dumpling Terbaik di Dunia Versi TasteAtlasBerapa Omzet Warung Kerek?
Neneng mengantar pesanan pelanggan dengan ember yang dikerek. (Dokumen: Fakta.com/Dwi Arief)
Warung Neneng membanderol makanannya mulai dari Rp10 ribu. Misalnya, harga seporsi soto daging Rp18 ribu.
“Kadang, kalau ada yang minta gado-gado tambah telur, jadi Rp20 ribu,” kata dia.
Dalam sehari, kata dia, warungnya bisa menghasilkan keuntungan Rp1 juta-Rp1,5 juta. Neneng berharap warung kerek bisa menjadi daya tarik masyarakat banyak.
Komentar (0)
Login to comment on this news