Outlook Pasar Saham 2024, IHSG Bisa ke Level 8.400

Ilustrasi. (Dokumen BNI Sekuritas)
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh semakin baik jelang penutupan akhir tahun 2023. Hingga Kamis (21/12/2023), IHSG berada di level 7.209,62 atau naik 5,24% secara year to date.

Perbaikan juga terlihat dari jual bersih (net sell) investor asing yang terus menipis. Pada periode ini, nilainya menjadi Rp8,99 triliun dari nilai tertinggi tahun ini lebih dari Rp20 triliun.

Lantas, bagaimana prospek pasar saham pada 2024?

SEVP Research BNI Sekuritas, Erwan Teguh menyampaikan, paruh kedua tahun 2023, sentimen mulai membaik dengan harapan pasar beralih dari stagflasi ke narasi soft landing. "Namun masih kekhawatiran bahwa suku bunga kemungkinan akan berada di level yg tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama," kata Erwan dalam Market Outlook 2024.

Asing Masih Net Sell, IHSG Betah di Atas Level 7.000

Dari sini, Erwan menilai, optimisme pasar akan kembali naik pada 2024. Terutama kekhawatiran terhadap inflasi dan resesi yang mulai mereda, dengan proyeksi pertumbuhan yang diharapkan akan kembali normal seiring dengan tren sebelum pandemi.

Dia juga mengungkapkan, pertumbuhan PDB Indonesia juga diperkirakan kembali ke normalisasi sekitar 5%, dengan risiko inflasi yang mungkin meningkat karena fenomena cuaca El-Nino. "Namun, tim makroekonomi kami memperkirakan Bank Indonesia akan melakukan pemotongan suku bunga sebesar 50 bps pada akhir 2024 sebagai langkah dalam mendukung pertumbuhan," ujar Erwan.

Di sisi lain, proyeksi pertumbuhan agregat laba bersih diperkirakan sebesar 8%-11%. Terutama didorong oleh sektor konsumen dan keuangan, dengan risiko penurunan masih berasal dari perusahaan komoditas.

Dari beberapa kondisi tersebut, BNI Sekuritas memproyeksikan IHSG akan hijau di tengah gejolak politik Indonesia mengingat akan terjadinya pesta demokrasi pada Februari 2024. "Potensi penurunan IHSG pada angka 6.600, sementara potensi kenaikan bisa mencapai 8.400," kata Erwan menambahkan.

IHSG, Tekanan Asing, dan Sentimen Pemilu 2024

Dari pandangan BNI Sekuritas, proyeksi tersebut akan bergantung pada dua hasil keputusan dari Federal Reserve (Fed) terkait suku bunga. Pertama, tidak ada penurunan suku bunga, dan kedua, terjadi penurunan suku bunga yang berhasil mencegah terjadinya resesi di Amerika Serikat.

Sementara itu, selama ini dampak politik dan pemilu Indonesia memberikan hasil positif, sehingga pasar dipercaya juga akan positif tapi penuh kehati-hatian. Di samping itu, fondasi yang kokoh dalam struktur negara serta dorongan global yang kuat menuju energi terbarukan dan/atau kendaraan listrik telah mengakibatkan banyak perusahaan yang berfokus pada tema tersebut mencari pendanaan dengan tepat waktu.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//