Alon-alon Tekan Emisi Karbon

Ilustrasi menekan emisi karbon. (Fakta.com/Putut Pramudiko)
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta - Langkah Indonesia dalam upaya menurunkan emisi karbon, semakin baik setiap tahunnya. Pemerintah pun semakin optimistis bisa mencapai target sesuai kesepakatan global dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC).

Dokumen E-NDC menyebut, Indonesia akan mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebanyak 32% atau 358 juta ton CO2 dengan usaha sendiri, dan 41% atau sebanyak 446 juta ton CO2 dengan bantuan dunia internasional pada tahun 2030.

Menurut Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian EDSM, Yudo Dwinanda Priaadi, realisasi penurunan GRK mencapai 118,2 juta ton CO2 pada 2022. Angka tersebut melebihi target yang dicanangkan dalam penurunan emisi pada 2023 sebesar 116 juta ton CO2.

"Jadi kita sekarang sudah bonus sekitar 2 juta ton CO2," ujar Yudo baru-baru ini.

Di sisi lain, sektor energi menunjukkan perkembangan baik dengan 'alon-alon' (pelan-pelan) menekan emisi karbon. Pada 2022, sektor energi berkontribusi sebesar 91,5 juta ton CO2.

Catatan tersebut telah mendapat verifikasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Data tersebut menunjukkan, realisasi penurunan emisi GRK sektor energi terus melampaui target sejak 2019.

Pencapaian itu berbeda dengan tahun 2017 dan 2018. Saat itu, realisasi penurunan emisi GRK selalu di bawah target.

Pada 2017 misalnya, dari target 39 juta ton CO2 hanya terealisasi 29 juta ton CO2. Kemudian pada 2018 dari target 45 juta ton CO2 hanya tercapai 40,6 juta ton CO2.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif pernah menyampaikan, progress penurunan emisi tahun 2022 cukup baik dengan target yang sedikit bisa dilampaui. Di tahun 2023, Arifin menyampaikan, akan ada penambahan-penambahan target penurunan emisi di sektor energi.

Di sisi lain, Indonesia sudah resmi memiliki Bursa Karbon yang telah beroperasi pada 26 September 2023. Kehadiran Bursa Karbon menjadi salah satu terobosan untuk menekan emisi GRK.

Terlebih, Indonesia, sebagai salah satu paru-paru dunia, diperkirakan memiliki 75%-80% kredit karbon dunia. Perdagangan karbon ini diperkirakan bisa berkontribusi lebih dari US$150 miliar untuk ekonomi Indonesia.

Pemerintah Klaim Dunia Akui Prestasi Tekan Emisi Karbon

Adapun Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah mengatakan, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang sekitar 60% memenuhi pengurangan emisi karbon dari sektor alam.

"Ada 1 gigaton karbondioksida (CO2) yang bisa ditangkap. Jika dikalkulasi, bursa karbon bisa mencapai Rp3.000 triliun," kata Jokowi.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//