Jokowi Ingin Temui Megawati, Pengamat: Kenapa Harus lewat Sri Sultan?

Presiden Joko Widodo. (PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA_JOKOWI)
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta - Baru-baru ini beredar kabar tentang keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Kabar tersebut diungkapkan Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie.

Menurut Connie, saat berkunjung ke Yogyakarta, Jokowi meminta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menjembatani pertemuan dengan Megawati Soekarnoputri. Connie mengaku mendapat informasi tersebut dari Sultan.

Sri Sultan pun membenarkan kabar tersebut. Menurut dia, wacana pertemuan dengan Megawati ini adalah inisiatif Presiden Jokowi. Dia mengaku tidak akan menolak menjembatani pertemuan tersebut, sesuai permintaan Presiden Jokowi.

“"Betul (diminta menjembatani), tapi saya kan nunggu Presiden, kan saya akan menjembatani (tapi) ya terserah Presiden, itu aja," kata Sri Sultan seperti dikutip dari jogjaprov.go.id.

Lepas dari Suspensi, Saham Happy Hapsoro dan Tommy Soeharto Amblas Berjamaah

Sementara itu, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, Jokowi terbuka untuk bertemu semua tokoh, apalagi untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.

Ari enggan menjawab alasan Presiden Jokowi ingin bertemu dengan Megawati. Dia pun mengeklaim hubungan mereka berdua baik-baik saja.

"Inisiatif pertemuan bisa muncul dari mana saja tapi yang paling penting adalah silaturahmi antar tokoh bangsa pasti akan bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan negara," kata Ari dalam keterangan tertulisnya.

Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Muradi mempertanyakan alasan Jokowi meminta Sri Sultan memfasilitasi pertemuan dengan Megawati.

Jelang Hari Pencoblosan, Pengamat: Pemilih Harus Kritis Memilah Informasi

"Kan beliau bisa langsung, beliau punya banyak ruang-ruang, kemarin ruang ultah Bu Mega, ruang ultah partai, Pak Jokowi gak datang. Dua momen itu beliau tidak gunakan," kata Muradi kepada fakta.com, Selasa (13/2/2024).

Selain itu, kata Muradi, ada juga Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung yang bisa menjembatani pertemuan dengan Megawati.

"Kenapa harus melalui Sri Sultan Hamengkubuwono? Saya menangkapnya ada agenda politik yang saya kira kalau itu diterima, itu akan membangun posisi tawar Pak Jokowi lebih tinggi itu," kata Muradi.

Muradi menambahkan, manuver politik Presiden Jokowi jika direspons Megawati, akan menimbulkan kesan seolah-olah yang butuh bukan Presiden, tapi Megawati.

"Saya menangkapnya ini manuver politik. Kalau itu direspons oleh Bu Mega, itu seolah-olah yang butuh bukan Presiden, tapi Bu Mega," kata Muradi.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//