Kepala BNN Baru Masih Menimbang Kratom Masuk Golongan I Narkotika

Kepala BNN Marthinus Hukom saat dilantik di Istana Negara, Jumat 8 Desember 2023. (BPMI Setpres/Muchlis Jr)
Place your ads here

FAKTA.COM, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) yang baru dilantik Presiden Joko Widodo, Marthinus Hukom mengaku akan mengkaji kembali baik buruk tanaman kratom bagi kesehatan. Ia pun mengaku akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin demi mendapatkan informasi lebih dalam mengenai dampak kratom.

Menurutnya, jika kratom dianggap memiliki banyak manfaat maka tidak perlu juga untuk dilarang. Tapi sebaliknya, jika dampaknya buruknya lebih banyak tentu akan ada kajian lebih jauh untuk melarang peredarannya.

"Kalau memang lebih banyak manfaatnya, itu pertimbangan hukumnya apa? Pertimbangan etisnya apa? Tapi kalau lebih banyak mudaratnya atau daya rusaknya, untuk apa kita lakukan?" kata Marthinus di Istana Negara, Jumat (8/12/2023).

Marthinus mendasarkan legalitas kratom pasti akan berlandaskan pada kesehatan masyarakat. Ia pun enggan menanggapi peredaran kratom yang ada di masyarakt karena tidak ada payung hukum yang melarangnya.

Laporan Mendalam: Circle of Surakarta, Mengawal Pak Joko Sampai Jakarta

Kratom sendiri bukan merupakan tumbuhan atau tanaman yang memiliki zat terlarang seperti disebutkan dalam UU Narkotika, dan tidak masuk dalam golongan narkotika manapun, hal itu tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2022 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.

"Ya saya lihat saja undang-undang. Kalau undang-undang melarang ya kita larang."

Tanggapan tersebut dilemparkan kepada Marthinus lantaran Kepala BNN sebelumnya berencana untuk menggolongkan kratom sebagai narkotika golongan I dan mendorong segera diatur melalui revisi UU Narkotika.

Kratom sendiri merupakan tanaman dengan nama latin Mitragyna Speciosa dan biasanya digunakan sebagai jamu, kususnya bagi masyarakat yang ada di Kalimantan Timur.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan akan mengizinkan ekspor Kratom, tanaman herbal yang tumbuh di Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia. Permintaan Kratom di pasar ekspor cukup besar terutama datang dari Amerika Serikat.

Melansir situs resmi Badan Narkotika Nasional (BNN), di Indonesia kratom menjadi tanaman endemik yang tumbuh di sejumlah wilayah di Kalimantan.

https://fakta.com/news/infografis/berawal-dari-solo-mengawal-pak-joko

Masyarakat telah memanfaatkan kratom selama berabad-abad sebagai obat alami untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti dapat meringankan diare, lelah, nyeri otot, batuk, menurunkan tekanan darah tinggi, menambah energi, meredakan nyeri, mengatasi gangguan tidur, gangguan cemas dan depresi, antidiabetes, hingga untuk antimalaria.

Ekspor kratom menyumbang US$7,33 juta atau sekitar Rp114,92 miliar (asumsi kurs Rp15.678 per dolar AS) sepanjang Januari-Mei 2023.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sempat membawa pembahasan tentang kratom ke Presiden Jokowi.

"(Ke Istana) laporan pekerjaan. Antara lain laporan mengenai jenis tanaman kratom," ucap Zulhas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/11).

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Infografis
//